Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Selalu saja ada satu cara yang lebih baik, dan lebih baik lagi dengan berbagi

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hanya Daun Kering

28 Mei 2023   19:00 Diperbarui: 28 Mei 2023   19:02 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daun kering satu per satu jatuh melambai berjatuhan. | pexels.com/pexels.com/cottonbro studio 

Di mana-mana kini daun kering berserak
Mereka yang koruptor, politikus busuk, pengkhianat
Sebagai daun kering mereka terhampar
Ditutupi media, atau bangga mereka berdendang.

Oh, tragisnya mereka, daun kering belaka
Menginginkan keindahan dalam setiap seru
Namun tak ada jiwa yang membelai
Lemah dan hampa, tiada arti yang tersirat.

Di dalam koridor kekuasaan yang tersembunyi
Mereka bergerak dengan licik dan curang
Mengintai kepentingan pribadi yang tercela
Lupa akan janji dan tanggung jawab yang terlantak

Seperti daun kering, berpura-pura hidup
Mereka menipu dengan senyum palsu
Melambai-lambai angin untuk memperdaya
Namun tak ada substansi, tak ada niat tulus.

Mereka bermain dalam tarian penipuan
Dengan sandiwara yang penuh intrik
Mencuri dari rakyat yang berharap
Mengubah amanah menjadi kepingan yang hancur.

Namun lihatlah, di antara daun-daun kering
Muncul sinar kebenaran yang terang
Rakyat bangkit, suara mereka berkumandang
Menggoyahkan mereka yang jahat dan culas.

Jangan diam, suarakan, viralkan
Kehormatan ini tak pantas tercampakkan
Kebenaran dan sinaran haruslah menjulang|
Menyapu dan membakar daun kering yang kerontang

Biarlah daun-daun kering terbawa angin
Terhanyut jauh dari tanah yang suci
Kami rakyat berdiri teguh, takkan goyah
Menuntut keadilan, menghapus kebusukan yang berjalan usang.

Koruptor, politikus busuk, pejabat pengkhianat
Sebagai daun kering, satu per satu mereka diperlihatkan
Namun tahu lah, takkan mereka terpandang
Kami berharap pada masa depan yang baru terbentang

Mereka semua, hanyalah daun kering
Yang tak berjiwa dan tak bermakna
Rapuh, dan kelak tak bersuara
Saat pengadilan panjang-Nya dibentangkan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun