Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perisai Doa

16 Mei 2024   18:25 Diperbarui: 16 Mei 2024   18:30 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perisai Doa

Rindu tak pernah setelanjang ini,
Dikuliti malam yang dingin dan sunyi.
Doa-doaku berceceran di langit,
Melepaskan satu per satu dosaku,
Dalam penyesalan dan pengampunan-Mu.

Malam memeluk erat hatiku,
Menangkap bisikan doa yang terucap lirih.
Di bawah taburan bintang,
Ku titipkan harap dan maaf,
Bertetesan di pipi yang menunggu kecup-Mu.

Kau ialah cinta paling gila,
Yang pernah tampil di panggung sukmaku,
Mengguncang, menggetarkan,
Menjaga dan melindungi dengan penuh kasih.

Dalam setiap bisikan malam,
Doa menjadi perisai yang kuat,
Melindungi jiwa yang merindu,
Menghapus dosa dalam pelukan ampunan-Mu.

Malam yang tenang,
Menjadi saksi keintiman doa,
Mengalir tanpa henti ke hadapan-Mu,
Menyatukan hati yang patah,
Dalam cinta dan kasih-Mu yang tak bertepi.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun