Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nyamuk: Kenapa Kau Ingin Ku Teplek Mati?

8 Mei 2024   23:23 Diperbarui: 8 Mei 2024   23:26 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nyamuk: Kenapa Kau Ingin Ku Teplek Mati

Dengungku memecah keheningan malam,
Mencari setetes kehidupan tuk bertahan hidup.
Bukan niat jahat yang menuntunku padamu,
Hanya naluri dasar, untuk keluargaku.

Kau angkat tangan dengan penuh amarah,
Ingin meneplek tubuh mungilku hingga binasa.
Tak pernahkah kau lihat pengorbananku ini?
Melawan keganasan alam, hanya untuk bisa kembali.

Telur-telur mungil tersimpan di genangan air,
Menunggu saat menetas, menjadi larva pemburu.
Melawan arus, mencari makan tanpa henti,
Tak kenal lelah, meski terkadang nyaris sirna.

Metamorfosis panjang kulewati dengan gigih,
Dari larva menjentik, menjadi pupa yang sunyi.
Di dalam sana, tubuhku terbentuk kembali,
Menjadi nyamuk dewasa, siap terbang mencari arti.

Dan kau menyebutku makhluk menyebalkan,
Pembawa penyakit yang kau hindari selalu.
Tapi tahukah kau, tak semua dari kami berniat jahat,
Banyak yang tak membawa penyakit, terbang tanpa mengganggu.

Jika kau tepuk tanganmu dengan penuh benci,
Sadarilah, nyawa pun hilang dalam sekejap mata.
(sosunka) [bloodsucker in Russian] terpaksa aku lakukan,
Hanya untuk bertahan hidup, melestarikan generasi.

Bukankah bumi ini tempat berbagi untuk semua?
Mari hidup berdampingan, cari solusi bersama.
Jauhkan genangan air, tempat perkembanganku,
Gunakan obat anti nyamuk, lindungi dirimu.

Hidupku tak panjang, hanya sebatas musim berganti,
Jangan kau bunuh tanpa arti.
Lestarikan alam, jaga kebersihan lingkungan,
Hidup damai bersama, niscaya itu lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun