Ketika masuk ke rumah Maria,
Malaikat itu membawa pesan suci.
"Dikaruniai, Tuhan menyertai engkau,"
Salam yang membawa berkah dan rahmat.
Maria terkejut dan bingung,
Apakah arti dari salam yang diucapkan.
Dalam hatinya bertanya-tanya,
Mencari jawaban atas pertanyaan yang mengusik.
Namun, dalam ketakutannya,
Dia mendengar panggilan Tuhan dengan jelas.
"Maria, jangan takut, engkau dipilih,"
Rahmat-Nya menyertai dalam setiap langkah.
Dengan penuh keyakinan dan ketundukan,
Maria menjawab panggilan-Nya dengan sungguh.
"Ya, hendaklah padaku menurut firman-Mu,"
Menerima tugas dengan hati yang tulus.
Salam yang pertama kali diucapkan,
Menjadi awal dari sejarah penyelamatan.
Maria, perempuan yang dipilih Allah,
Menjadi ibu dari Anak-Nya yang terkasih.
Cahaya di Nazareth: Salam untuk Maria
sinar redup menerangi rumah sederhana,
Maria hening, dalam doa yang khusyuk bertaut mesra.
Tiba-tiba cahaya benderang menerpa,
malaikat bersayap putih, tegak di hadapannya.
"Salam, hai engkau yang dikaruniai," ucapnya lembut nan hening,
"Tuhan menyertai engkau," kata yang menusuk dalam benakening.
Maria terkesiap, bingung dan hening,
apakah arti salam yang tak pernah ia dengar, tak pernah ia mengerti.
Di dalam hatinya bergelayut seribu tanya,
mengapa ia yang terpilih, mengapa ia yang disapa?
Malaikat itu tersenyum teduh, melihat gurat kebingungan yang terlukis,
"Jangan takut, Maria," lanjutnya dengan suara yang magis,
"Engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah, Yang Mahakuasa dan kekal."