Puisi Sudut Pandang: Di Ruang Doa
Di sudut ruang doa, aku tertunduk,
Pasrah diri di hadapan Sang Pencipta.
Memohon ampunan atas dosa dan khilaf,
Mengharap petunjuk dan pencerahan.
Di sudut ruang doa, satu sisi tertunduk pasrah diri,
Memohon ampun dalam keheningan yang syahdu,
Di hadapan Yang Maha Kuasa, hati terbuka dan tulus,
Mengalirkan doa, harapan, dan penyerahan, sungguh merasa hening dalam ketundukan itu.
Hanya aku dan Dia di sini,
Dalam keheningan yang menenangkan jiwa.
Suara hatiku berbisik, memohon pertolongan,
Mencari kedamaian dan ketenangan.
Air mata menetes di pipiku,
Mencuci rasa sedih dan kecewa.
Aku berserah diri sepenuhnya,
Menitipkan harapan dan doa.
Cahaya lilin berkelap-kelip,
Menemani aku dalam kesendirian.
Sinarnya yang redup memberikan secercah harapan,
Bahwa Dia selalu ada, mendengarkan doa.
Lama aku terdiam, merenungkan diri,
Menyadari kekurangan dan kelemahanku.
Aku berjanji untuk menjadi lebih baik,
Menjalani hidup dengan penuh makna.
Di ruang doa ini, aku menemukan ketenangan,
Tempat aku bisa bersyukur dan memohon.
Aku yakin Dia mendengarkan doaku,
Dan memberikan yang terbaik untukku.