Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rintik Hujan

12 Maret 2024   15:15 Diperbarui: 12 Maret 2024   15:26 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rintik Hujan

Rintik hujan turun perlahan,
Menyapa bumi dengan kelembutan.
Atap rumah berbisik pelan,
Menyambut melodi alam yang menawan.

Jendela berembun, kaca bening,
Memantulkan tarian air yang jernih.
Daun-daun hijau berkilau,
Terhiasi butiran air bagai permata berkilau.

Aroma tanah basah tercium,
Membawa kesegaran yang meresap ke dalam jiwa.
Udara sejuk menyapa,
Menyentuh wajah dengan kelembutan yang tak terkira.

Suara rintik hujan bagai nyanyian,
Menenteramkan hati yang gelisah.
Pikiran yang kalut menjadi tenang,
Terhanyut dalam melodi alam yang menenangkan.

Rintik hujan, anugerah yang tak ternilai,
Menyiram bumi dengan kasih sayang yang tak terhingga.
Memberi kehidupan bagi flora dan fauna,
Menumbuhkan rasa syukur di dalam jiwa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun