Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Krupuk: Renungan Filosofis

5 Maret 2024   10:06 Diperbarui: 5 Maret 2024   10:09 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Krupuk: Renungan Filosofis


Renyah dan gurih, camilan rakyat jelata,
Dibuat dari singkong, diolah dengan cinta.
Krupuk, bukan sekadar makanan ringan,
Tetapi mengandung filosofi kehidupan.

Krupuk mentah, keras dan tak berasa,
Seperti manusia yang belum ditempa.
Dibutuhkan panas dan tekanan,
Untuk mengubahnya menjadi renyah dan lezat.

Seperti halnya hidup,
Penuh dengan rintangan dan tekanan.
Tetapi rintangan itu,
Membuat kita menjadi lebih kuat dan tangguh.

Krupuk takkan renyah,
Jika hanya dijemur di bawah sinar matahari.
Dibutuhkan panas dan tekanan dari minyak panas,
Untuk mengubahnya menjadi sempurna.

Seperti halnya manusia,
Takkan mencapai kesuksesan tanpa perjuangan.
Dibutuhkan kerja keras dan pengorbanan,
Untuk mencapai mimpi dan cita-cita.

Krupuk, meski sederhana,
Memberikan pelajaran hidup yang berharga.
Bahwa untuk menjadi yang terbaik,
Dibutuhkan proses dan perjuangan yang tak kenal lelah.
Di dalam kehidupan, ada sebuah krupuk,
Terasa renyah di mulut, begitu rapuh di tangan.
Namun, diam-diam mengandung filosofi yang dalam,
Simbol kesederhanaan, keberanian, dan keteguhan.

Krupuk mengajarkan kita tentang kerapuhan,
Seakan memberi pesan, janganlah terlena dalam kekuatan.
Meski tampak kuat di permukaan, namun mudah hancur,
Begitu pula manusia, janganlah sombong dalam kesuksesan.

Filosofi krupuk mengajarkan kita untuk rendah hati,
Tak perlu mengumbar kehebatan, seperti krupuk yang merendah.
Bahkan dalam kelemahan, ada kekuatan terselip,
Begitu juga dalam diri manusia, ada kekuatan yang tersembunyi.

Rasa krupuk yang gurih mengingatkan kita,
Bahwa kehidupan ini penuh dengan kenikmatan yang sederhana.
Tidak perlu menjadi mewah untuk bahagia,
Cukup dengan mensyukuri keberadaan dan keberkahan yang ada.

Krupuk yang digoreng dalam minyak panas mengajarkan kita,
Tentang proses pematangan, tentang perjuangan dalam hidup.
Dari proses panas dan keras, muncullah kelembutan,
Begitu juga dalam hidup, dari kesulitan muncul kebijaksanaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun