Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam Seribu Bulan

4 Maret 2024   19:24 Diperbarui: 4 Maret 2024   19:28 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam Seribu Bulan

Langit malam bagai permadani,
Bertabur berlian yang berkilauan.
Bulan purnama bersinar terang,
Menemani malam yang sunyi dan tenang.

Angin sepoi-sepoi bertiup,
Membawa aroma bunga yang harum.
Suara jangkrik bersahut-sahutan,
Menciptakan simfoni alam yang menenangkan.

Di malam seribu bulan ini,
Rasanya seperti dalam dongeng.
Dunia terasa begitu indah,
Penuh dengan kedamaian dan kebahagiaan.

Bersama orang-orang terkasih,
Kami menikmati malam yang istimewa ini.
Bercerita dan berbagi tawa,
Menciptakan kenangan yang tak terlupakan.

Malam seribu bulan ini,
Adalah pengingat bahwa hidup ini penuh dengan keajaiban.
Kita hanya perlu membuka hati dan pikiran,
Untuk melihat keindahan yang ada di sekitar kita.

Semoga malam seribu bulan ini,
Membawa berkah dan kebahagiaan bagi semua.
Semoga kita selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan,
Dan terus berusaha untuk menjadi insan yang lebih baik.

Di malam seribu bulan, dongeng mulai terurai,
Seperti Abunawas dan Aladin, kisah pun terwujud di sini.

Di bawah sinar bulan yang berseri,
Abunawas tersenyum cerdas, pikirannya tajam bagai pedang.
Dia berkisah tentang kebijaksanaan dan kejenakaan,
Menyelinap di antara kalimat-kalimat yang berkilauan.

Aladin, dengan lampu ajaibnya yang menyala terang,
Mengembara di antara bintang-bintang yang bersinar.
Dia mencari petualangan dan keadilan,
Dalam cerita yang penuh misteri dan keajaiban.

Di malam seribu bulan, kita merenung,
Tentang pesan-pesan yang tersembunyi dalam dongeng-dongeng itu.
Keajaiban ada di sekeliling kita,
Dalam setiap detik yang kita jalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun