Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta Tak Mungkin Terhenti

22 Februari 2024   21:44 Diperbarui: 22 Februari 2024   21:59 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta Tak Mungkin Terhenti!

Api di dada tak kunjung padam,
Meski terhalang rintangan yang tak terkira.
Cinta ini bagai badai yang tak terbendung,
Mengalir deras tanpa mengenal henti.

Walaupun jarak memisahkan raga,
Hati kita tetap terikat erat.
Rasa cinta ini takkan pernah pudar,
Terukir abadi di dalam jiwa.

Biarpun dunia tak merestui,
Cinta ini takkan pernah goyah.
Tekad kita sekuat baja,
Melewati segala rintangan bersama.

Air mata tak mampu memadamkan api cinta,
Kata-kata takkan melukai hati yang terpaut.
Cinta ini takkan pernah terhenti,
Sampai akhir hayat nanti


Cinta tak mungkin terhenti!
Meski terhalang badai dan rintangan.
Cinta ini abadi dan takkan pernah mati,
Terukir di dalam jiwa dan raga.

Biarkan dunia berkata apa,
Kita takkan pernah gentar.
Cinta ini adalah kekuatan,
Yang membawa kita menuju kebahagiaan.

Cinta tak mungkin terhenti!
Meski terhalang badai dan rintangan.
Cinta ini abadi dan takkan pernah mati,
Terukir di dalam jiwa dan raga.

Bersamamu, aku siap menghadapi dunia,
Melawan segala rintangan yang ada.
Cinta ini takkan pernah terhenti,
Sampai akhir hayat nanti.

Cinta tak mungkin terhenti, seperti lautan yang tak pernah kering,
Melintasi batas waktu dan ruang, mengalir tanpa henti.
Meskipun badai datang dan ombak bergelora,
Cinta tetap kokoh, tak tergoyahkan oleh badai yang melanda.

Di dalam relung hati yang dalam, cinta terus berkobar,
Menyala seperti api yang tak pernah padam.
Meski jarak memisahkan dan waktu mengubah,
Cinta tetap abadi, menjaga api yang menyala di hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun