Jika memahami permukaan laut mu saja masih menjadi misteri;Takkan ragu aku menyelami dalamnya samudera mu tanpa henti;Jika hempasan ombak dan tajamnya
Puisi ini terinspirasi dari lagu JKT48 yaitu "masa depan yang menyilaukan"
Kau adalah imam keluargakuMencari nafkah tanpa lelahDari pagi hingga malamDari aku bangun sampai aku tertidurAyahMaafkan akuSelalu membuatmu marahKare
Saat raga menangis tapi bukan air mata yang tertumpah
kobar semangat juang yang membara
Senja di Ujung Hari adalah puisi yang menggambarkan keindahan senja dengan warna jingganya yang menyapa lembut. Puisi ini melukiskan suasana di tepian
Tiap sudut kota yang kutelusuriDipenuhi bayang indahmuTerngiang suaramu memanggilkuKutatap langit yang membiruKulihat lukisan senyummuHatiku bergetar
Rindu terpendam, sesal yang menghantui, dan cinta ibu yang abadi menjadi inti dari puisi ini. Sebuah kisah pilu yang menghangatkan hati.
Tiga tahun usia, dunia terasa sempit Saat sosokmu pergi, meninggalkan sepi
Jika waktuku habis, hanya satu yang kupinta, Agar hidup ini bermakna dan berdaya
meninggalkan sebagian hal yang kita dambakan adalah suatu keberatan yang pasti dijalanjkan
Kebahagian bukan datang sendiri melainkan dicari dan dibuat sendiri
Namun aku takkan menyerah, semangatku takkan padam.
Puisi: Fragmen Masa Lalu(Untuk kekasih, dengan kerinduan yang tak pernah pudar)Puisi ini, sebuah puzzle memori
Sebuah pertemuan antara aku dan kamu yang entah kapan akan sadar saling peduli dan takkan membicarakan hal ini