Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Oh Manusia... Berisik X Bersisik

22 Februari 2024   17:19 Diperbarui: 22 Februari 2024   17:21 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oh Manusia, Berisik Bukan Bersisik

Oh manusia, berisik bukan bersisik,
Mulutmu bagai senapan yang tak henti menembak,
Kata-katamu bagai peluru yang menusuk kalbu,
Menebar luka dan duka di hati yang pilu.

Oh manusia, berisik bukan bersisik,
Pikiranmu bagai racun yang meracuni jiwa,
Keinginanmu bagai api yang membakar dunia,
Menciptakan kehancuran dan nestapa.

Oh manusia, berisik bukan bersisik,
Tindakanmu bagai badai yang menerjang bumi,
Kekejamanmu bagai monster yang menelan mangsa,
Membawa ketakutan dan kepedihan.

Oh manusia, berisik bukan bersisik,
Kapan kau akan berhenti?
Kapan kau akan sadar?
Kapan kau akan kembali ke jalan yang benar?

Oh manusia, berisik bukan bersisik,
Lihatlah dirimu di cermin,
Renungkanlah perbuatanmu,
Bukankah kau telah kehilangan hati nurani?

Oh manusia, berisik bukan bersisik,
Kembalilah ke jalan yang lurus,
Jalankanlah kasih sayang dan kedamaian,
Sebelum kau terlambat dan menyesal.

Oh manusia, berisik bukan bersisik,
Jagalah bumi ini dengan baik,
Hiduplah berdampingan dengan alam,
Sebelum kau musnah dan binasa.

Oh manusia berisik, bukan bersisik,
Dalam hiruk pikuk dunia yang terus berputar,
Kau lupa akan keheningan yang mendalam,
Yang tersirat dalam alam yang tenang.

Kau sibuk membangun gedung-gedung megah,
Namun lupakan keindahan hutan dan sungai yang mengalir,
Kau terlena oleh gemerlap dunia yang fana,
Namun lupakan keagungan ciptaan yang abadi.

Oh manusia berisik, dengarlah bisikan alam,
Yang memanggilmu untuk kembali kepada asalmu,
Jangan biarkan kebisingan dunia membutakanmu,
Dari kebenaran yang ada di hadapanmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun