Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penjara Semu

21 Januari 2024   03:21 Diperbarui: 21 Januari 2024   05:23 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di balik tembok yang tinggi
Terkunci rapat diriku
Tegar berdiri di sini
Bukan karena ku mau

Aku berada di sini
Karena mereka berkata
Aku bersalah
Dan harus dihukum

Tapi aku tahu
Ini hanyalah penjara semu
Karena di dalam diriku
Ada kebebasan yang sejati

Aku bebas untuk berpikir
Bebas untuk berekspresi
Bebas untuk mencintai
Dan bebas untuk menjadi diriku sendiri

Penjara ini tidak akan bisa
Membatasi kebebasanku
Karena aku tahu
Aku adalah makhluk yang merdeka

Dalam penjara semu, bebas terlihat,
Dinding-dinding palsu, kebebasan terbata.
Cahaya palsu menyinari, bayang realita tercipta,
Tapi hati tahu, ini hanyalah ilusi tiada henti.

Terkungkung oleh pikiran terbatas,
Mimpi-mimpi tertiup angin ilusi palsu.
Jerat-jerat kebohongan mengunci langkah,
Di penjara semu, kebebasan tercegah.

Hati-hati tertawan dalam kerinduan,
Pintu sejati tersembunyi di balik tirai tipu daya.
Lepaskan belenggu imajinasi yang memerangkap,
Keluar dari penjara semu, menuju kebenaran sejati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun