Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semoga (Adakah Waktu Dewasakan Kita)

4 Januari 2024   13:45 Diperbarui: 4 Januari 2024   14:02 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semoga (Adakah Waktu Dewasakan Kita)

Semoga, di penghujung usia senja nanti,
Kita masih berpegangan, menentang angin pantai.
Rambut memutih bagai buih di atas karang,
Telapak kaki meninggalkan jejak di pasir terhampar.

Adakah waktu yang bisa mendewasakan kita?
Menumpulkan bara cinta menjadi abu kelabu?
Tidak. Aku yakin, api itu kan kekal menyala,
Menyinari senyummu yang kian bijaksana.

Semoga, keriput wajah menjadi peta kenangan,
Mencerita kisah cinta yang tak lekang zaman.
Mata kita berbinar, bukan karena cahaya rembulan,
Tapi pancaran cinta yang tak pernah padam.

Adakah waktu yang bisa mengikis memori?
Melupaskan namaku dari relung hatimu?
Tidak. Kau terpatri, terpahat abadi,
Dalam ruang rahasia, di kedalaman jiwaku.

Semoga, langkah kita kian lambat, namun pasti,
Menjemput senja dan mentari bersama-sama.
Tubuh renta ini tak lagi lincah berlari,
Tapi detak jantung kita berirama senada.

Adakah waktu yang bisa memutuskan ikatan?
Membiarkan kita tersapu ombak kesendirian?
Tidak. Kita bagai karang kokoh di tengah lautan,
Diterjang badai, namun selamanya bersatuan.

Semoga, senyum syukur menghiasi wajah kita,
Mengenang perjalanan cinta yang penuh warna.
Kita bersyukur, Tuhan telah mempertemukan,
Dua insan yang ditakdirkan berjodoh selamanya.

Ya, semoga... semoga waktu takkan pernah bisa
Mengikis cinta yang terpatri di kedalaman jiwa.
Semoga kita menua bersama, dengan cinta yang
Terus mekar, bahkan hingga senja menjemput kita.
Di antara jalan waktu yang terhampar,
Semoga kita dewasa dengan cerdas dan bijaksana.
Tak lagi terjebak dalam labirin ilusi,
Namun merangkai realitas dengan kebijaksanaan.

Semoga waktu memberi kita kebijakan,
Menyulam biji-biji kebijaksanaan di setiap detik.
Agar hati kita tidak lelah mencari makna,
Dan mata kita terbuka pada setiap pelajaran.

Adakah waktu dewasakan kita,
Mengajar bahwa hidup bukan sekadar terhanyut?
Semoga pelangi menghiasi langit hati kita,
Mewarnai perjalanan dengan kebahagiaan yang tulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun