--- ---
Dengan teman di kantor lama, duapuluh tahun lebih hilang kontak. Suatu hati, akun medsosnya muncul di beranda saya. Namanya dimodifikasi sedemikian rupa, dengan istilah berbau ke-arab-an. Saya penasaran, memastikan akun tersebut milik kawan lama.
Dan benar saja, saya familiar dengan wajah di foto diposting. Ada beberapa foto, teman ini mantu anaknya yang pertama. Oleh pengikut di medsos, teman ini dipanggil ustad. Kerap mengunggah konten agamis, berisi kalimat bijak sebagai syiar.
Tetapi membaca kontennya, di benak saya tak bergeming. Bahwa pemilik akun, termasuk orang dengan reputasi tidak baik. Pengabaian utang sampai puluhan tahun, cukuplah sebagai bukti catatan buruk.
Sebagai orang yang disapa ustad, saya yakin – seharusnya—sudah paham.  Kewajiban membayar utang, akibatnya fatal jika diabaikan. Urusan utang dibawa mati, musti diselesaikan semasa masih hidup di dunia fana.
Pernah saya mengirim pesan via Inbox, tetapi tidak direspon sampai sekarang. Reputasinya semakin hancur, saya semakin tidak simpati. Segala dakwah didengungkan, segala kalimat bijak diunggahkan. Sama sekali tidak merubah, penilain buruk tentang teman lama ini.
Semula saya semangat mengingatkan, kalau saja dia lupa. Tetapi ketika tidak direspon, saya pasrah dan malas menagih. Dan lagi-lagi ketika dompet sedang kerontang, wajah pengutang kembali terbayang. Hati yang tadinya tentram, perlahan terusik dengan uang belum terbayarkan.
Utang memang tidak dilarang, tetapi tidak membayar adalah sebuah dosa besar. Saking besarnya dosa pengutang, Kanjeng Nabi SAW enggan menyolatkan jenasah pengutang.Â
Akibatnya di dunia sudah pasti, pengabai utang tak bakalan dipercaya lagi. Nama baiknya hancur, di mata orang diutangi. Dan akibat lebih besar, adalah kelak di hari perhitungan. Logika manusia tak sanggup, mencerna pembalasan diterima.
Kompasianer yang punya utang, please jangan abai soal janji. Utang tidak dilarang, tetapi jangan ingkar janji. Bayar sebisanya semampunya, kalau belum mampu berkabar agar pemilik uang tenang.Â
Minta kelonggaran waktu, dengan tetap menunjukan itikad baik. Karena komitmen membayar utang akan menyelamatkan reputasimu.