Sejak pagi itu saya berjanji pada diri sendiri, untuk benar-benar menjaga sikap dan ucap meski kepada anak sendiri.
Tak mudah memang, tetapi kalau tidak dimulai dari sekarang akan susah di kemudian hari.
Mengingat banyak contoh saya lihat sendiri, ketidakcocokan terjadi antara anak dengan orangtuanya.Â
Sehingga di hari tua si ayah dan atau ibu, anak tidak dekat dan cenderung abai -- sedih kan.Â
Dan untuk berproses mengalahkan ego, orangtua musti belajar dan banyak belajar. Dengan kesadaran bersedia menurunkan ego serendahnya, merasa diri ini bukan siapa-siapa.
Berani menempatkan diri, sebagai orang yang memulai belajar dari nol. Sementara singkirkan pencapaian, atau simpan segala prestasi diukir.
Segala kebanggaan ditorehkan di kehidupan luas, tak ada pengaruh apabila ego ditampakkan di rumah.
Anak-anak tak akan bangga, ketika ayah dan ibunya hanya memaksakan kehendaknya.
Maka untuk belajar kembali tentang peran keayahan, saya memulai untuk merasa bukan siapa-siapa.
Belajar agar anak nyaman dengan keberadaan ayahnya, demi kebaikan hubungan di masa mendatang.
Menjadi ayah musti siap belajar dari nol.Â
Semoga bermanfaat.