Tetapi nyatanya tekad diet hanya di ujung lidah. Ucapan hati (yang jujur) diabaikan tidak disertai aksi, bahkan cenderung menjadi-jadi soal konsumsi nasi dan makanan bergisi.
Duh, saya sungguh keterlaluan kala itu.
Kebiasaan tidak baik itu berlangsung puluhan tahun, segala nasehat dan petuah (memperbaiki pola makan) saya iyakan tanpa dilaksanakan.
Sementara itu saya mulai merasakan, badan ini rasanya berat dibawa kemana-mana. Lari sebentar saja nafas ngos-ngosan, kemudian gampang kecapekan dan gampang masuk angin.
Saat badan sedang gemuk-gemuknya, jarum di timbangan semakin dekat ke angka seratus.
Sampai satu malam, badan ini sakit sekali digerakkan. Setelah keesokan hari dibawa ke dokter, hasil diagnosa itu membuat saya benar-benar terganga.
Bahwa indikasi terjadi pelemakan hati mulai tampak, tidak ada cara lain kecuali saya harus mengubah gaya hidup termasuk pola makan.
Cara Manjur agar Sukses Menjalankan Diet
Sejak kepulangan dari klinik, tekad untuk diet semakin membulat. Pesan dokter dan ahli nutrisi terus terngiang, saya meyakini kalimat per kalimat sangatlah penting.
Kali ini saya tidak boleh abai, mengingat saya hidup bukan untuk diri sendiri. Ada anak-anak dan istri menjadi tanggung jawab, dan mereka adalah amanah yang tak boleh disia-siakan.
"Yes, Saya HARUS SEHAT!" dengan mantap kalimat ini saya hunjam di hati.