Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Membeli Rumah Secara Cash Menjadi Sebuah Keniscayaan

1 Oktober 2017   17:42 Diperbarui: 1 Oktober 2017   18:44 2858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dipinjam dari rumah(dot)com

-0-

renovasi setelah rumah lama dibeli -dokumentasi pribadi
renovasi setelah rumah lama dibeli -dokumentasi pribadi
Adzan Isya baru bekumandang, layar smartphone menampilkan nomor tidak asing. Ibu mertua berkabar,  seorang nenek hendak menjual rumah dengan harga miring. Pada usia jelang delapan puluh, perempuan renta pengin tinggal seatap dengan anak pertama.

Sebuah rumah di komplek lama, dengan luas tanah dua kali rumah di perumahan baru pada umumnya. Malam itu kami menyambangi rumah dimaksud, si nenek langsung mengucapkan harga.

Sungguh, kami setengah tidak percaya dengan pendengaran. Rumah dijual, benar-benar dengan harga miring. Nyaris sebanding, dengan harga rumah baru dengan luas tanah separuhnya.

Meski begitu, nyatanya uang di deposito kami masihlah kurang. Kami berusaha keras, harga diturunkan lagi.   

Jantung seperti berhenti, saat  proses alot tawar menawar harga.  Empunya besikeras, tak mau turun meski sedikit. Pada saat kami pasrah, sulung si nenek mau turun beberapa juta.

Saya dan istri sedikit lega, meskipun punya tugas mencari kekurangan pembayaran. Kalau dihitung, kekurangan itu tidak sampai dua puluh juta. Namun tetap saja dibuat pusing, apalagi kami tidak ingin berhutang.

Satu persatu deposito dicairkan, diserahkan kepada pemilik rumah dibuatkan kuitansi. Mendekati lembar terakhir pencairan, kami  tidak tahu kemana mencari kekurangan.

Siapa nyana, teori Mestakung yang saya baca benar bekerja. Ketika deposito terakhir dicarikan, kekurangan uang belum ada di tangan.

"Pakai uang ini dulu saja, Jangan pikirkan kapan mengembalikannya"

Ucapan dari mulut kakak ipar, sungguh bagai oase di tengah padang. Kalimat yang tepat, didengar pada saat yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun