Mohon tunggu...
Agito Yacobson Sitepu
Agito Yacobson Sitepu Mohon Tunggu... Mahasiswa

Credo Ut Intelligam

Selanjutnya

Tutup

Music

Di Balik Imajinasi: Menuju Dunia yang Lebih Manusiawi

28 Maret 2025   11:18 Diperbarui: 28 Maret 2025   11:18 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
John Lennon (Photo by Slater on Pinterest) 

"A dream you dream alone is only a dream. A dream you dream together is reality." --- John Lennon

Teman-teman, bisakah Anda membayangkan dunia tanpa konsep surga dan neraka? Bisakah Anda membayangkan konsep surga yang dikatakan berada di atas langit dan tempat berkumpulnya orang-orang baik, sama sekali tidak ada dalam benak kita? Begitu pula dengan neraka; coba Anda bayangkan jika konsep tentang tempat penghakiman orang-orang jahat yang berada jauh di bawah tanah, sama sekali tidak ada. Bayangkan sejenak. Apa jadinya jika pengetahuan kita tentang surga dan neraka tidak ada? Apakah dengan tidak adanya batasan khayalan seperti itu, kita bisa hidup di dunia ini "untuk hari ini", tanpa ada pikiran atau khayalan tentang kehidupan setelah kematian? Kita benar-benar hidup untuk dunia ini, untuk hari ini (dunia yang sekarang). Tak ada ketakutan tentang ke mana manusia akan pergi setelah mati. Manusia lebih otentik dalam mengambil keputusan. Mereka melakukan sesuatu murni berdasarkan pilihan mereka sendiri, tanpa terganggu oleh gagasan tentang surga dan neraka. Mereka berbuat baik secara ikhlas, tanpa keinginan bahwa setelah mati mereka akan ditempatkan di surga dan dijauhkan dari bara api neraka. 

Imagine there's no heaven
It's easy if you try
No hell below us
Above us, only sky

Imagine all the people
Livin' for today
Ah

Saya ingin mengajak Anda untuk melihat dunia dari sudut yang berbeda. Jika kita membayangkan dunia tanpa keyakinan tentang adanya surga dan neraka, kita mungkin akan lebih fokus pada kehidupan saat ini, di sini dan sekarang, tanpa terikat oleh ketakutan atau harapan yang berkaitan dengan apa yang terjadi setelah kita mati. Tidak ada dorongan atau ancaman untuk berbuat baik hanya demi mendapatkan ganjaran atau menghindari hukuman setelah kematian. Begitu pula dengan agama, kepercayaan yang kita anut sekarang; bayangkan jika konsep tentang adanya agama tidak ada sama sekali. Mungkin perselisihan tidak akan sebesar sekarang, di mana banyak sekali kekerasan yang terjadi atas nama agama. Agama yang digambarkan oleh perspektif manusia justru digunakan sebagai alat untuk memecah belah mereka yang menganut konsep Tuhan yang berbeda. Perbedaan agama bukannya memunculkan keharmonisan, tetapi justru menimbulkan anggapan tentang agama mana yang paling benar. Itulah realita yang terjadi sekarang. Agama, yang seharusnya menjadi landasan untuk terciptanya perdamaian dan kasih, justru seringkali menjadi alasan untuk terjadinya peperangan. Saya rasa, sejarah umat manusia menjadi saksi betapa banyak peperangan besar yang terjadi karena agama.

Imagine there's no countries
It isn't hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion, too

Imagine all the people
Livin' life in peace
You

Pun dengan negara. Bisakah Anda membayangkan bahwa tidak ada negara? Tidak ada batasan letak geografis. Tidak ada klaim kekuasaan atas suatu wilayah. Bisakah Anda membayangkannya? Akankah ada perang demi merebut wilayah kekuasaan negara lain, seperti saat ini? Mungkinkah tidak ada yang harus membunuh dan mati dibunuh? Mungkinkah dunia ideal dengan segala keharmonisan akan terwujud apabila tidak ada konsep tentang negara? Di mana semua umat bersama-sama, tanpa dipetak-petakkan menjadi kotak-kotak yang berbeda. Saya menyuruh Anda untuk membayangkan dan mengimajinasikannya sebebas mungkin. Apakah mungkin kita, dengan satu sama lain, sama-sama tidak memiliki anggapan yang buruk dengan tidak adanya sebuah negara? Tidak ada yang merasa kecil dan tidak ada yang merasa lebih besar. Semua hidup atas nama persaudaraan. Wah, indah sekali jika membayangkannya. Terdengar indah dalam imajinasi, di mana mungkin kita akan sampai pada bentuk utopia. Tidak ada perselisihan yang dibungkus dengan konsep "kami vs mereka".

You may say I'm a dreamer
But I'm not the only one
I hope someday you'll join us
And the world will be as one 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun