Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Jadi Sasaran Quiet Firing? Ini 3 Cara Keren Menjawabnya

26 September 2022   13:34 Diperbarui: 26 September 2022   19:00 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tindakan "quiet firing" di lingkungan kerja | Ilustrasi gambar : workitdaily.com

Berada di pengasingan mungkin tidak mengenakkan. Sepertinya hal itu adalah wujud hilangnya apresiasi atas diri kita. Terbuang. Diabaikan.

Tapi kita tetap harus menunjukkan kualitas diri kita yang sebenarnya. Tetap totalitas meskipun berada di lingkungan yang kurang begitu diinginkan.

Selama tetap menerima gaji pekerjaan seperti biasa, dan hanya bertukar job description dengan orang lain saja maka sebenarnya kita masih punya kesempatan untuk bersinar.

Bukankah terasa menyenangkan saat tempat yang sebelumnya dianggap pengasingan itu bisa kita ubah menjadi rumah yang nyaman?

Jadi Pusat Perbincangan

Form zero to hero. Di saat kita yang sebelumnya dinihilkan, dikucilkan, dan diusir secara halus ternyata mampu memberikan kontribusi yang luar biasa bagi perusahaan maka bukankah itu merupakan pencapaian yang luar biasa?

Perubahan-perubahan yang kita lakukan mampu menjadikan tempat yang sebelumnya kurang dianggap menjadi pusat perhatian dan menjadi bahan perbincangan akan memberi kita ruang untuk kembali ke "orbit" awal.

Karena mungkin saja ada sebagian orang yang hendak menyingkirkan kita, tapi belum itu hal itu diinginkan juga oleh semua orang.

Ketika kita berhasil menjadi pusat perbincangan atas peran positif yang kita beri maka itu akan menjadi titik balik bahwa pengesampingan yang kita terima akan menjadikan orang yang mengasingkan kita menjadi merah padam raut mukanya karena malu.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun