Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Putus Mitos Profesi "Planner" Mengerek Berat Badan dan Membatasi Gerak Fisik

9 September 2021   10:54 Diperbarui: 9 September 2021   11:27 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tantangan kerja menjadi planner salah satunya adalah tubuh yang kurang gerak | Sumber gambar : hellosehat.com

Disatu sisi memang melelahkan. Namun, disisi lain hal itu justru merupakan berkah agar kita tidak terjebak dalam kenyamanan duduk berdiam diri. Dengan lelah yang dirasakan pasca "olahraga ringan" itu maka dahaga pun datang. Konsumsi air putih meningkat.

Menjadi tantangan tersendiri memang tatkala area jangkauan kerja relatif berdekatan satu sama lain. Hanya beberapa jengkal langkah untuk bergerak tentunya akan semakin membatasi fisik tubuh kita. Sehingga sebisa mungkin harus diimbangi dengan melakukan kebiasaan lain seperti berolah raga rutin mingguan atau sejenisnya. Hal itu dimaksudkan agar tubuh kita tidak berlama-lama mendiamkan dirinya sendiri.

Ujian Berat Badan

Jika menengok kembali ke belakang, saya pribadi merasa berat badan tubuh saya naik cukup banyak ketimbang tahun-tahun sebelum memulai menjalani profesi ini. Bahkan dulu saya dan beberapa rekan kerja memiliki kebiasaan unik harian setiap kali jam istirahat kerja tiba, yaitu melakukan timbang badan di area produksi yang kebetulan menyediakan timbangan produk.

Hari ini berapa kilo dibanding kemarin. Besok dibandingkan dengan hari ini. Angka timbangan yang sama atau lebih kecil dari hari sebelumnya terbilang sebuah "prestasi". Apalagi bagi kami yang kebetulan memang memiliki "bakat" tubuh yang gemuk.

Sehingga sebagian dari kami pun memiliki kebiasaan untuk menjaga pola makan agar tidak mengasupi tubuh secara berlebihan yaitu dengan rutin menunaikan puasa sunnah senin-kamis. Jika beberapa hari sebelumnya ada beragam makanan masuk ke tubuh berkontribusi mengerek berat badan untuk terus naik, maka momen puasa pada hari senin dan kamis adalah saat untuk menormalisasinya kembali.

Meskipun masih konsisten dengan berat badan yang tinggi, paling tidak kebiasaan berpuasa itu sedikit banyak membantu mengerem keinginan untuk terus menyantap makanan dari waktu ke waktu.

Mungkin bisa dikatakan sebagai perjuangan tersendiri tatkala diharuskan untuk menjaga berat badan dengan profesi saat ini. Terlebih ketika stres datang akibat beban kerja yang bertumpuk. Makan pun menjadi salah satu sasaran pelampiasan. Dan kalau hal itu terus dituruti sepertinya tubuh pun rasanya akan terus membengkak.

Tapi saya bersyukur bahwa kebiasaan berpuasa sedikit banyak cukup membantu untuk mengendalikan berat badan agar tidak membengkak berlebihan. Dan gagasan untuk mengadakan olah raga rutin dengan sesama rekan kerja satu kantor bisa menjadi "asupan" tambahan untuk mengelola tubuh agar tidak kebablasan menikmati rutinitas pekerjaan yang memang lebih terbatas melakukan "olah fisik".

Salam hangat,

Ash

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun