Menjadikan potensi kebuntuan lebih seringkali muncul sehingga menjadikan persoalan tak kunjung tuntas. Sementara itu, komunikasi tidak resmi yang dilaksanakan diluar prosedur standar lebih memungkinkan seseorang untuk melepaskan atribut kepentingannya masing-masing. Menjadikan kompromi lebih mudah tercapai daripada saat hal itu dibawa diatas meja perundingan yang penuh dengan kekakuan dan standarisasi.
Kondisi formal juga kerapkali membawa kita pada situasi yang lebih terfokus pada hal yang itu-itu saja. Pikiran kita menjadi berkutat pada lingkungan nan sempit sehingga berakibat pada banyaknya dinding pembatas.
Disisi lain, informalitas lebih mampu mengakomodasi seseorang agar leluasa dalam memandang suatu peristiwa. Pikiran yang awalnya sempit akibat benturan kepentingan, belenggu jabatan, serta tekanan birokrasi seketika menjadi lebih luas saat hal itu dirilekskan oleh suasana cair yang dipicu oleh kegiatan informal. Pemikiran yang lebih luas lebih mungkin dilahirkan dalam suasana semacam itu.
Keluasan berfikir amatlah diperlukan untuk mencari jalan keluar atas suatu persoalan. Dan hal-hal yang sifatnya resmi sepertinya juga membutuhkan pendekatan semacam ini.
Salam hangat,
Agil S Habib