Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lika-liku Kontroversi Hukuman Rajam Pelaku LGBT

6 April 2019   08:31 Diperbarui: 6 April 2019   10:54 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
LGBT adalah fenomena yang harus disikapi secara tepat (Ilustrasi gambar : www.viva.co.id)

Ada nilai-nilai yang perlu dirawat dan ditanamkan dalam jiwa seorang lelaki dan seorang perempuan. Secara umum, saya tidak ingin masuk lebih dalam terkait bagaimana seseorang bisa bertumbuh menjadi LGBT. 

Namun kecenderungan perilaku yang dihasilkan oleh seorang LGBT inilah yang mesti kita ketahui dampak atau konsekuensinya. Jangan sampai dengan mengatasnamakan hak asasi lantas nilai-nilai luhur agama dikhianati. Agama adalah parameter untuk mengatur tingkah laku manusia, bukan sebaliknya.

Terlepas dari pemberlakuan hukuman rajam sampai mati bagi plaku LGBT, saya kira pemerintah mampu bersikap tegas dan bijak terhadap situasi ini. Bangsa kita sudah memiliki falsafah Pancasila yang dijadikan sebagai rujukan serta acuan dalam bertindak seorang warga negara. Namun jikalau harus memilih, pelaku perzinahan LGBT sudah semestinya diberikan hukuman setimpal. 

Sedangkan mereka yang memiliki kecenderungan perilaku tersebut harus diberikan arahan dan pendidikan moral agar supaya menyesuaikan dengan fitrahnya sebagai manusia. Disisi lain, pro kontra dan kontroversi tentang LGBT mungkin akan terus bergulir beberapa waktu kedepan. 

Kita harus menguatkan dan memantapkan pengetahuan serta pemahaman kita masing-masing untuk melihat hal ini secara utuh dan menyeluruh. Nilai-nilai apa yang semestinya kita lebih utamakan daripada yang lain. Sikap-sikap seperti apa yang semestinya kita tunjukkan dalam menanggapai hal ini.

Kita semua tahu bahwa budaya bangsa-bangsa terus bergerak dari waktu ke waktu. Hal-hal yang dulu dianggap tabu bisa seketika berubah menjadi sesuatu hal yang biasa. 

Jangan sampai kita terjebak dalam pemahaman sesat yang mungkin tanpa sadar tengah menebarkan doktrinnya pada kita. Terkadang, hal-hal yang melanggar hukum terlihat seperti hak yang mesti diperjuangkan. 

Terkadang tindakan kekerasan dimaknai sebagai perjuangan yang meskipun berdampak merugikan orang banyak tapi tidak perlu disesali. Kita adalah makhluk cerdas yang tumbuh dengan nilai-nilai luhur budaya dan agama. 

Bangsa kita adalah bangsa pembelajar cerdas yang semestinya tidak dengan kolot mengikuti perubahan. Semestinya setiap orang memiliki prinsip-prinsip mulia yang bisa dijadikan pedoman dan acuan dalam bersikap. Sehingga apapun yang terjadi, selama prinsip mulia itu kita genggam erat maka sikap kita akan selalu mengarah pada kebenaran. InsyaAllah.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun