Mohon tunggu...
Agi Fitrianto
Agi Fitrianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Kelautan

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Fasilitas atau Pendidik, Mana yang Lebih Penting?

15 Mei 2022   16:30 Diperbarui: 19 Mei 2022   12:45 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GUNAKAN HT—Nampak guru SDN 1 Balerejo, Anifatul Maghfirullah menggunakan sarana HT untuk memberikan pelajaran dan tugas bagi siswa-siswi yang tak mampu membeli kuota internet.(KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI)

Penulis : Agi Fitrianto

Asal       : Wonosobo, Jawa Tengah

Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan cara berpikir manusia dalam memahami suatu masalah, pengambilan keputusan dan berperilaku, yang dilakukan dari generasi ke generasi. 

Pendidikan sudah dimulai dalam skala kecil seperti keluarga ketika seorang anak mendapatkan wawasan baru dari orangtuanya, sederhananya pendidikan akan terjadi apabila terdapat pemberian informasi yang dapat mengembangkan cara berpikir manusia.

Apabila seseorang diberikan wawasan untuk melakukan suatu pekerjaan, apakah seseorang tersebut sudah mendapatkan pendidikan? Belum! Orang tersebut hanya mendapatkan pembelajaran. 

Seseorang dapat dikatakan sudah mendapat pendidikan apabila ia mampu memanfaatkan wawasannya untuk mempertimbangkan setiap tindakan yang ia lakukan. Orang yang sudah mendapatkan pendidikan cenderung bertindak dengan efektif, efisien, dan sejalan dengan prinsip kemanusiaan.

Kebutuhan akan peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadikan pendidikan sebagai fokus utama pembangunan di beberapa Negara. 

Pendidikan menjadi sebuah strategi dalam mengimplementasikan agenda pembangunan global Sustainable Development Goals atau disingkat SDGs (Avelar, 2019). 

Pada 25 September 2015 bertempat di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), para pemimpin dunia secara resmi mengesahkan Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) sebagai kesepakatan pembangunan global guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan (ITB SDGs Network, 2022).

Bagaimana bisa pendidikan berperan sebagai strategi pembangunan dan menjadi begitu penting? 

SDGs mengusung tema “Mengubah Dunia Kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan”. Pembangunan berkelanjutan ini sudah pasti akan menemui isu yang begitu kompleks sehingga untuk menyelesaikannya dibutuhkan lebih dari sekadar pengetahuan untuk melakukan suatu pekerjaan. 

Sumber daya manusia yang ada, dituntut untuk mampu menciptakan sebuah gagasan atau solusi terbaik dari setiap permasalahan yang muncul dan hal tersebut dapat dicapai melalui pendidikan.

Pertanyaannya adalah, bagaimana respon pemerintah Indonesia terkait agenda pembangunan global ini? 

Sejak tahun 2020, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan program Merdeka Belajar untuk meningkatkan taraf pendidikan di Indonesia. Melalui program ini siswa diharapkan memiliki kemampuan teknis dan non teknis yang lebih relevan seiring perkembangan zaman.

Merdeka Belajar merupakan sebuah konsep yang memberikan para siswa kesempatan untuk belajar di  mana pun, kapan pun, dengan cara apa pun. Konsep ini berfokus pada pemberian kebebasan tenaga pendidik untuk berinovasi dalam menyampaikan informasi kepada siswa. Melalui konsep ini tenaga pendidik akan mengarahkan siswa belajar untuk berpikir secara mandiri, aktif, dan kreatif.

Media yang disediakan tenaga pendidik akan memberikan motif yang membuat para siswa haus akan ilmu pengetahuan. 

Rasa penasaran akan sesuatu mendorong siswa untuk mencari jawaban dari berbagai sumber sehingga proses pembelajaran tidak hanya terjadi di sekolah atau ketika bertatap muka dengan tenaga pendidik, dengan kata lain siswa yang memegang peran aktif dalam pembelajaran.

Diagram konsep merdeka belajar sebagai implementasi SDGs
Diagram konsep merdeka belajar sebagai implementasi SDGs

Terdapat dua poin penting untuk menyukseskan program merdeka belajar, yaitu media pembelajaran harus mudah dijangkau oleh siswa dan sumber daya tenaga pendidik yang memadai. 

Seberapa besar pengaruh kemudahan akses media pembelajaran terhadap tingkat pendidikan?

Sarana yang paling umum digunakan untuk meningkatkan pendidikan adalah sekolah. Selanjutnya akan muncul pertanyaan, apakah dengan adanya sekolah sudah pasti tingkat pendidikan di suatu daerah akan meningkat? Jawabannya adalah sudah pasti meningkat, yang menjadi masalah adalah seberapa besar peningkatan yang diperoleh?

Mudahnya pertukaran informasi sangat lah penting dalam proses pembelajaran. Apabila kita membicarakan cara lama, yaitu ketika pembelajaran dilakukan di lingkup sekolah saja, maka peningkatan pendidikan yang diperoleh untuk beberapa daerah sangat lah minim. 

Sulitnya akses jalan dari pemukiman ke sekolah akan membebani siswa dan mengurangi kualitas pembelajaran yang didapat. Lokasi sekolah yang sulit dijangkau dan jauh dari fasilitas umum akan mengurangi tingkat kesejahteraan dan menyulitkan tenaga pendidik dalam menyampaikan pembelajaran.

Di era teknologi digital dengan segala kemudahannya dalam perolehan informasi, perkembangan pendidikan akan mengarah ke pembelajaran secara online atau e-learning

Adanya e-learning akan mengurangi permasalahan sulitnya akses jalan menuju sekolah karena siswa dapat mengakses pembelajaran di mana saja secara online. 

Tentu saja hal ini tetap memunculkan tantangan yaitu belum adanya akses internet di beberapa daerah sehingga akses pendidikan belum merata, terutama pada daerah yang mengalami kesenjangan.

Perbedaan akses pendidikan antara daerah-daerah di kawasan maju, dan daerah-daerah di kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) sangat lah besar. 

Kesenjangan itu tampak pada sarana infrastruktur sekolah, akses jaringan internet hingga  sarana prasarana penunjang pendidikan lainnya. 

Dikutip dari laman Media Indonesia (2020), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengakui bahwa kemajuan pendidikan di Indonesia belum merata. Masih banyak kesenjangan yang terjadi khususnya di Wilayah Indonesia Timur dan daerah 3T lainnya.

Kemdikbud sudah menerapkan beberapa strategi di antaranya pembangunan akses internet di beberapa daerah, peningkatan persentasi dana bos dan peningkatan anggaran KIP Kuliah. 

Berdasarkan uraian tersebut pemerintah sudah berusaha mengurangi kesenjangan pendidikan melalui pemberian dana bantuan, pembangunan fasilitas dan infrastruktur untuk memudahkan akses media pembelajaran. 

Lantas bagaimana dengan kondisi tenaga pendidik yang kurang memadai? Bagaimana dengan sekolah-sekolah yang masih kekurangan tenaga pendidik? 

Dalam menangani permasalahan ini, kemendikbud membuat program Kampus Mengajar. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk ikut serta dalam kegiatan pengabdian dengan membimbing siswa di daerah yang kekurangan tenaga pendidik.

Apa langkah selanjutnya yang dapat dilakukan untuk pemerataan pendidikan di Indonesia? Akses pendidikan yang mudah dan tenaga pendidik yang memadai perlu didukung dengan kualitas dari tenaga pendidik yang memadai pula. 

Sekarang ini, metode Technology Enhanced Learning (TEL) sudah sering diterapkan. Metode ini bisa dikatakan sebagai metode pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dalam pelaksanaannya (Dunn, 2019). Adanya konsep Merdeka Belajar membuat tenaga pendidik lebih leluasa berinovasi menggunakan metode TEL

Untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, tenaga pendidik yang tersedia harus kompeten. Tenaga pendidik harus memiliki kemampuan untuk menggunakan berbagai media dalam proses pembelajaran. Tenaga pendidik harus benar-benar memanfaatkan peluang yang ada dari ditetapkannya konsep Merdeka Belajar untuk secara kreatif mempertahankan minat siswa dalam mengemban pendidikan. Penyampaian materi tidak hanya terbatas pada menguraikannya di depan kelas. Saat ini pembelajaran melalui game-pun sudah mulai diterapkan (Dunn, 2019).

Kemampuan dalam memahami suatu masalah, yang dimiliki antar siswa di suatu kelas tidaklah sama oleh karenanya tenaga pendidik harus mampu menyesuaikan metode penyampaian informasi yang efektif supaya siswa dapat memahami dengan mudah. Untuk dapat menentukan metode yang efektif tenaga pendidik harus memahami bagaimana cara siswa belajar.

Pembelajaran seringkali dilakukan dengan cara menguraikan materi di depan kelas dan siswa dituntut untuk menghafal semua uraian tersebut. Cara tersebut menyulitkan siswa dalam menerima pembelajaran. 

Sebaliknya, belajar menggunakan pemahaman akan memudahkan siswa belajar. Sebagai contoh, seorang siswa akan dengan mudah membedakan karakteristik tubuh ikan dengan burung apabila siswa tersebut memahami konsep pergerakan dalam air dan udara (Donnovan, 2005).

Selama ini kita lebih sering mengira bahwa pemerataan pendidikan merupakan perbaikan sarana pendidikan dari segi infrastruktur, kelengkapan, dan kemudahan akses. 

Terkadang kita melupakan bahwa kualitas pendidik juga berperan penting  dalam peningkatan mutu pendidikan. Kesenjangan seringkali terjadi karena kurangnya inovasi dari tenaga pendidik, sehingga dalam sepuluh tahun ke depan diperlukan suatu program binaan untuk tenaga pendidik yang mampu meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang ada. 

Kompetensi yang ditingkatkan tidak hanya sebatas kemampuan menyampaikan informasi, melainkan kemampuan memanfaatkan teknologi, memahami cara belajar siswa, dan kemampuan untuk memotivasi siswa.

REFERENSI

  1. Avelar, A.B.A., da Silva-Oliveira, K.D. and da Silva Pereira, R., 2019. Education for advancing the implementation of the Sustainable Development Goals: A systematic approach. The International Journal of Management Education. 17(3):100322.
  2. Dunn, T.J. and Kennedy, M., 2019. Technology enhanced learning in higher education; motivations, engagement and academic achievement. Computers & Education. 137: 104-113.
  3. National Research Council. (2005). How Students Learn: History, Mathematics, and Science in the Classroom. Committee on How People Learn, A Targeted Report for Teachers, M.S. Donovan and J.D. Bransford, Editors. Division of Behavioral and Social Sciences and Education. Washington, DC: The National Acad[1]emies Press
  4. Media Indonesia, 2020, https://mediaindonesia.com/humaniora/400617/ini-strategi-kemendikbud-kurangi-kesenjangan-pendidikan?msclkid=3d320771d03611ec8a10f6265c632b18
  5. SDGs ITB Network, 2022, https://sdgsc.itb.ac.id/what-is-sdgs/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun