Mohon tunggu...
Sitha Afril
Sitha Afril Mohon Tunggu... Freelancer - Student of Master Degree - Diponegoro University

Saya hanya seorang pembelajar yang terkadang "absurd" dalam menyikapi fenomena di sekitar. Jadi, jangan terkejut jika tulisan-tulisan saya pun "absurd", he-he!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Pesan dari Mandalika

15 Januari 2021   17:07 Diperbarui: 15 Januari 2021   17:36 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Makan oseng ati, kek menu kesukaanmu, kan? Hahaha," godamu.

"Dih! Bisa gitu, ya? Haha,"

Hanyut, kini aku dan kamu hanyut dalam kenangan yang telah bisa diterima dengan senyum. Dulu, amarah dan dendam menguasai diri kita yang belum sama-sama sanggup biasa saja. Bahkan hingga sekarang pun, terkadang aku teringat laku kasarmu dengan dendam yang menggebu. Namun, yang sudah ya udah. Kita tidak bisa memutar waktu untuk kembali di Januari tahun lalu karena kita sudah hidup di tahun yang berbeda.

***

"Oh iya, ada satu hal yang betul-betul mau aku tanyakan samamu," serius, kini rautmu kembali serius.

"Apa, Bang?" tanyaku yang kembali datar.

"Pertanyaan awalku, dengan siapa kau sekarang?" selidikmu lagi.

"Sendiri. Aku sendiri, Bang. Nggak ada aku hallet, nggak ada aku gebetan, tapi.." belum selesai aku bicara, kamu pun menyela.

"Tapi?"

"Ada sih satu kawan yang menurutku dekat, tapi nggak tahu dia anggap aku dekat juga atau nggak. But for me, dia kek salah satu support system-ku saat ini," jelasku.

"Gebetan, ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun