Mohon tunggu...
Sitha Afril
Sitha Afril Mohon Tunggu... Freelancer - Student of Master Degree - Diponegoro University

Saya hanya seorang pembelajar yang terkadang "absurd" dalam menyikapi fenomena di sekitar. Jadi, jangan terkejut jika tulisan-tulisan saya pun "absurd", he-he!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Meniduri Gadis Lain di Sore Itu

8 Juni 2020   04:15 Diperbarui: 8 Juni 2020   04:25 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: monitor.co.id

Bertiga? Iya! Aku, dia dan seorang gadis. Kami bertiga sama-sama mematung karena dikejutkan oleh konspirasi brengsek alam semesta.

Dalam senyap, gadis yang setengah telanjang di pelukanku panik, dan begitupun aku yang kaget, takut, malu dan entahlah!

Entah kata apa yang pantas aku sematkan ke diri sendiri saat menyadari bahwa, perempuanku sedang tegak berdiri di depan pintu dengan muka kecewa bercampur sedih dan marah. Campur, iya campur! Mukanya tak menampakkan ekspresi yang valid. Jadi, semua nampak bercampur dalam mimik muka yang sulit dideskripsikan.

Kurang-lebih lima detik kami bertiga membatu. Terpaku dalam bisu dan aku pun perlahan menatap mata perempuanku yang tak berbinar lagi. Mata favoritku yang justru nampak memerah karena menahan air mata. Mulutnya bungkam tak bersuara dan pergerakannya cepat saat memutuskan untuk berlari menuruni anak tangga. Sungguh, aku tidak akan lupa pada apa yang terjadi di hari itu.

Jujur, kadang aku ingin memaksa Tuhan untuk memutar waktu dan kembali ke hari itu.

Biar apa?

Biar bisa aku menahan diri dan mengendalikan nafsuku yang kelewat bejat. Aku bodoh dan aku melukai perempuan yang benar-benar aku sayangi.

***

Hari itu, dia datang tanpa kabar. Kata orang-orang kosku, tampangnya sudah berbeda saat menaiki anak tangga, tidak seceria biasanya. Perlahan namun pasti, dia berjalan menuju kamar kosku yang tidak aku kunci dan iya, dia menemukanku sedang memeluk gadis lain berambut sebahu. Gadis yang dapat aku pastikan tidak dikenali oleh perempuanku karena keduanya memang tidak pernah berjumpa.

Jadi sebenarnya, gadis yang sempat aku tiduri di sore itu adalah teman satu organisasiku, tepatnya adik tingkatku. Dia datang ke kosku untuk mengerjakan LPJ karena organisasi kami baru saja melaksanakan kegiatan. Oh iya, aku tidak ingin sok percaya diri tapi memang, tapi ada desas-desus yang menyebutkan bahwa si gadis ini menyukaiku. Dan, dari geriknya pun terbaca. Aku yang polos dalam urusan cinta pun mengerti perbedaan dari laku seseorang yang menaruh hati padaku dengan orang yang memang peduli karena saling berkawan.

Dia begitu perhatian dan memang hari itu aku sedang tidak enak badan. Dia datang pukul empat sore dengan sekotak martabak dan obat titipanku. Kebetulan aku kurang enak badan di hari itu, so, aku meminta tolong untuk nitip obat. Tapi dia berinisiatif untuk membelikanku martabak juga, hehe, rezeki di hari pertama bulan ke-5 untuk aku yang kelewat tolol. Haha, skip!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun