Mohon tunggu...
Afriantoni Al Falembani
Afriantoni Al Falembani Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen dan Aktivis

Menulis dengan hati dalam bidang pendidikan, politik, sosial, fiksi, filsafat dan humaniora. Salam Sukses Selalu.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menakar Independensi Pers Mahasiswa Jelang Pemilu 2024 di Sumsel

12 Juni 2023   05:43 Diperbarui: 12 Juni 2023   16:09 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi independensi pers mahasiswa jelang pemilu 2024. Sumber: Pixabay/Engin Akyurt

Pertama, pengawas pemilu. Peran sebagai pengawas selama ini bagian terpenting dalam Pemilu maupun Pilkada tetapi terkadang dalam konteks investigasi masih terdapat kelemahan sehingga banyak wartawan maupun jurnalis mengalami kendala dalam melakukan investigasi. 

Untuk itu, peran ini harus dimanfaatkan agar peran kepengawasan oleh pers mahasiswa menjadi lebih "bergizi" dan "bernas" dalam memutuskan hasil-hasil investigasi. 

Menjadi pewarta seperti ini sangat penting bukan semata-mata menjadi tim survei yang hasilnya hasil dianalisis lembaga survei dan tidak bisa menjadi berita. Alhasil, peran independensi dibatasi sebagai pelaksana lapangan dan pewarta yang memiliki data akurat dari lapangan.

Kedua, pengawas kekuasaan. Makna kekuasan ini bukan semata-mata ditujukan pada pimpinan  mulai dari Presiden, Gubuerbur, Walikota, Bupati, Camat, Lurah/Kades, Kadus, RT, RW, dan perangkatnya. 

Demikian pula semua perangkat pemilihan mulai KPU, Banwas, PPK, PPS, Saksi, dan panitia TPS, termasuk pergerakan para calon, tim sukses, relawan dan mungkin para donatur. Semua bertujuan agar Pemilu dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku. Zero konflik dan zero kerawanan sosial politik. 

Peran persma dalam dimaksimalkan dengan membentuk tim solid untuk turun aktif dalam menjadi moderasi dalam serangan udara. Tim dari persma dapat beraudiensi ke Presiden/Gubernur/Walikota/Bupati dan KPU/Bawaslu sebagai media alternatif dan independen demi terwujudnya kedamaian.

Ketiga, menggelar diskusi terbuka. Persma sebagai media independen dapat menggelar dan membangun intelektual dan independensi mahasiswa sebagai alternatif agar tumbuh kesadaran politik baik di level mahasiswa maupun masyarakat luas. 

Biasanya, diskusi mahasiswa di lesehan.  Tetapi dalam sekala waktu tertentu dapat didiskusikan di cafe-cafe, atau ruang-ruang seminar dan pelatihan dengan cost minimal dengan mengangkat topik untuk mengkritisi Pemilu dalam berbagai  aspeknya  dan menjadikannya sebagai pijakan untuk memenangkan hati rakyat. Isu-isu stratagis itu harus berusaha menaikkan nilai jual dari persma untuk mempertahankan ranah idealisme dan independensinya.

Beberapa peran di atas membuka jalan bahwa persma bukan lembaga lemah ide dan kreativitas. Tetapi, persma dengan potensinya dapat menggali dan menggapai indahnya berlatih dan menempah diri dengan terobosan sesuai dan relevan dengan situasi dan zaman. Oleh karena itu, para aktivis persma harus membuktikan bahwa memang persma itu independen dan memiliki nilai jual di mata publik.

Sumber Gambar: www.rantiang.com
Sumber Gambar: www.rantiang.com

Homework Persma

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun