Mohon tunggu...
Afriantoni Al Falembani
Afriantoni Al Falembani Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen dan Aktivis

Menulis dengan hati dalam bidang pendidikan, politik, sosial, fiksi, filsafat dan humaniora. Salam Sukses Selalu.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menakar Independensi Pers Mahasiswa Jelang Pemilu 2024 di Sumsel

12 Juni 2023   05:43 Diperbarui: 12 Juni 2023   16:09 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi independensi pers mahasiswa jelang pemilu 2024. Sumber: Pixabay/Engin Akyurt

Afriantoni

(Aktivis Pers Mahasiswa 1998-2003, Pimpinan Umum LPM Ukhuwah 2000-2001, Ketua Dewan Kota Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Kota Palembang 2001-2002 dan Koordinator Jaringan Pembentukan Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI)  Sumatera Selatan Tahun 2002)

Tahun politik sudah menjadi kewajiban setiap warga negara untuk bersama memajukan bangsa ini, tidak terlepas juga mahasiswa dan pers kampus. Mahasiswa dan pers dalam sistem yang luas harus menjadi roda penggerak dan alat kontrol sosial untuk keberlanjutan dan keberlangsungan eksistensi sebuah negara. 

Sejarah telah mencatat bahwa pers dan mahasiswa melalui lembaga persnya sangat berperan penting dalam kontestasi di Pemilu nanti, terutama di Sumatera Selatan (Sumsel).

Pers Mahasiswa (persma) merupakan dua suku kata yang bisa menjadi tonggak berdirinya demokrasi di sebuah negara. Dalam prakteknya, persma adalah kegiatan jurnalistik di kalangan kampus yang  mengutamakan sifat objektifitas dan tidak subjektif dalam berkarya, bersikap netral dan memandang semua permasalahan kampus ataupun luar kampus dengan penuh rasa tanggung jawab dan tidak menimbulkan perpecahan. 

Berbeda dengan dunia jurnalistik pada umumnya, persma biasanya diisi oleh para mahasiswa yang berpikiran kritis, objektif, rasional, peduli terhadap situasi bangsa, dan tertarik dengan dunia jurnalistik.

Bagi pihak kampus, persma merupakan alat untuk memudahkan pihak kampus untuk mensosialisasikan kebijakan-kebijakannya agar mendapat dukungan dari mahasiswa dan masyarakat sekitar. 

Pada dasarnya persma merupakan media untuk menyalurkan aspirasi kepada pemegang kebijakan di kampus dan luar kampus. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika karya yang diterbitkan oleh Persma menimbulkan perbincangan hangat di kalangan kampus ataupun luar kampus, justru dengan adanya perbincangan tersebut akan mengikis sikap apatis mahasiswa terhadap dinamika kampus.

Hari ini persma seolah tidak menjadi second opinion bagi pembanguan kampus dan dunia sekitar kampus. Dinamika politik yang sangat rentan ini seharus pers mahasiswa menjadi simbol second opinion yang berperan dalam membangun opini publik. 

Pers mahasiswa sebagai wadah latihan sekaligus praktek mahasiswa dalam rangka mendorong penguatan pilar demokrasi harus aktif dalam berbagai isu-isu publik. 

Hari ini terjadi pergeseran media kampus persma dianggap sebelah mata. Padahal untuk situasi tertentu persma justru mampu mendobrak kemapanan dan keangkuhan intelektual yang tersebar di kampus dan luar kampus. 

Secara faktual, keadaan dan keberanian persma masih terbatas internal dan harus terus ditingkatkan sebagai kontrol sosial dan kemajuan bangsa. Terlebih lagi menghadapi tahun politik, modal intelektual, modal jaringan, modal sosial, dan modal karya jurnalistik, seharusnya mampu memberikan arah untuk bersikap independen dan memberikan warna dalam setiap tahapan Pemilu di Sumsel. 

Modal tersebut menjadi kekuatan yang dimiliki untuk membangun penambahan dan penguatan fasilitas internal persma dan kepentingan publik secara luas. Dimana perang dahsyat ini segera akan di mulai. Seluruh pergerakan dilakukan baik darat maupun udara.

Sumber Gambar: mojok.co
Sumber Gambar: mojok.co

Persma Tetap Independen

Persma yang independen mencakup keragaman suara dan pendapat, bukan hanya yang ingin diliput oleh para wartawan senior, atau pegiat jurnalistik lainnya. Tetapi, persma harus mampu menjelma menjadi media yang berfungsi sebagai kontrol sosial yang tangguh dan kuat karena independensinya yang murni dibandingkan media lainnya. 

Persma harus berkontribusi pada independensi dan kekuatan rakyat secara luas dan terukur dalam mengawasi pemerintah dan seluruh unsur kenegaraan ini. Sebab kebebasan informasi adalah hal mendasar untuk mewujudkan demokrasi hakiki di negeri tercinta ini. Sehingga persma menjadi solusi dalam memecahkan persoalan, karena lebih mudah untuk diintervensi dan intimidasi bahkan dibredel (dibekukan) oleh kelompok kepentingan.

Sumber Gambar: suaramahasiswa.info
Sumber Gambar: suaramahasiswa.info

Isu-isu strategis akhir-akhir ini, kebanyakan persma melakukan edukasi, kritik atau masukan terhadap isu internal kampus, salah satu contoh kecil adanya isu tentang lingkungan diliput oleh ukhuwhnews.com dalam sebuah seminar yang menyebutkan bahwa “perubahan iklim akan meningkatkan yang namanya penaikan suhu bumi karena banyaknya gas emisi rumah kaca yang di lepaskan di udara yang akan berdampak kepada ekosistem nantinya”. 

Isu ini seharusnya terus diagitasi dalam menjadi berita yang depth news aatau feacture yang bukan berita serimonial atau formal. Tentu dalam konteks ini, independensi dan idealisme persma diuji dengan memperkaya bahan bacaan, diskusi wacana, dan pendalaman informan kunci. Sehingga, independensi dan idealisme persma dapat berperan membantu masyarakat dalam mendorong pertumbuhan dan perubahan dalam struktur sosial masyarakat.

Selain itu ada juga, berita oleh LPM Limas Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sriwijaya (Unsri) yang sempat viral karena mempublikasikan 2 (dua) karikatur yang mengkritisi kebijakan universitas mengenai Uang Kuliah Tunggal (UKT). 

Karikatur tersebut muncul di media sosial milik LMP Limas selama satu pekan. Intinya, kedua karikatur itu menggambarkan kritikan mahasiswa atas pembayaran UKT Penuh (UKT Full). Karikatur tersebut menggambarkan adanya sosok mahasiswa yang seolah kebingungan dengan kebijakan UKT full.

Ada juga berita yang diliput oleh LPM Ukhuwah tentang kasus kekerasan fisik yang dialami ALP, mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang saat pelaksanaan pendidikan dasar (Diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus (UKMK) Penelitian dan Pengembangan (Litbang) diduga disebabkan karena dirinya menyebarluaskan tentang iuran kegiatan yang tidak masuk akal. Pasalnya, sebelum pelaksanaan Diksar UKMK Litbang yang berlangsung pada Kamis-Minggu (29 Oktober-02 November 2022) di Bumi Perkemahan (Buper) Gandus.

Secara nasional ada kasus pembredelan LPM Lintas IAIN Ambon yang mengangkat kasus ini bermula pada Senin (14/3/2022) saat LPM Lintas merilis majalah edisi II Januari 2022 yang mengangkat isu pelecehan seksual di IAIN Ambon. Majalah tersebut menyatakan setidaknya ada 32 korban kekerasan seksual  di IAIN Ambon yang sebagian besar pelaku adalah dosen. 

Menyimak apa yang dilakukan oleh persma masih terbatas isu-isu internal kampus, padahal dalam konteks yang luas harus persma menyimak perkembangan politik dan isu kedaerahan serta nasional untuk mendapat perhatian publik. 

Harus diakui saat ini perang di darat oleh para calon presiden, gubernur, walikota maupun bupati untuk merebut simpati rakyat dengan blusukan, kunjungan ke sawah, sekolah, masjid, pasar atau tempat umum lainnya, serangan melalui baliho, spanduk, banner, brosur, buletin, iklan, dan sejenisnya sebagai senjata yang bisa menembus pikiran rakyat untuk tetap atau merubah pikiran tentang pilihannya.

Mereka juga menggunakan serangan udara melalui media yang terus menjadi trand telah mengisi pikiran rakyat melalui gengaman mereka dimana pun berada. Serangan media ini dirasakan sangat efektif dalam mempengaruhi massa dalam menjelma menjadi "raksasa" penakluk pikiran. 

Sungguh luar biasa, serangan udara melalui media sangat efektif dan menjadi kunci kasus atau berita "raksasa" mendominasi antara kepentingan, independensi, dan idealisme pers. Persma pun aktif mendorong dan mengangkat berita raksasa ini.

Peran Strategis Persma

Pers mahasiswa adalah lembaga yang difungsikan untuk menekan alat kekuasaan agar menjalankan tugas dan fungsinya yang ideal. Lembaga yang menjalankan fungsi publisitas saja, tapi memang menjadi satu lembaga yang mesti menjunjung tinggi idealisme. 

Berita seburuk apapun tentang kampus, jika itu fakta dan menjadi hak publik untuk tahu, sudah semestinya menjadi tugas untuk mempublikasikan fakta-fakta tersebut. Itulah idealisme dan independensi. 

Dalam kontestasi Pemilu di Sumsel, bagaimana persma dapat mendorong demokratisasi agar tercipta Pemilu yang aman, damai dan harmoni. Setidaknya terdapat tiga hal sebagai ujian bagi indepensi persma.

Pertama, pengawas pemilu. Peran sebagai pengawas selama ini bagian terpenting dalam Pemilu maupun Pilkada tetapi terkadang dalam konteks investigasi masih terdapat kelemahan sehingga banyak wartawan maupun jurnalis mengalami kendala dalam melakukan investigasi. 

Untuk itu, peran ini harus dimanfaatkan agar peran kepengawasan oleh pers mahasiswa menjadi lebih "bergizi" dan "bernas" dalam memutuskan hasil-hasil investigasi. 

Menjadi pewarta seperti ini sangat penting bukan semata-mata menjadi tim survei yang hasilnya hasil dianalisis lembaga survei dan tidak bisa menjadi berita. Alhasil, peran independensi dibatasi sebagai pelaksana lapangan dan pewarta yang memiliki data akurat dari lapangan.

Kedua, pengawas kekuasaan. Makna kekuasan ini bukan semata-mata ditujukan pada pimpinan  mulai dari Presiden, Gubuerbur, Walikota, Bupati, Camat, Lurah/Kades, Kadus, RT, RW, dan perangkatnya. 

Demikian pula semua perangkat pemilihan mulai KPU, Banwas, PPK, PPS, Saksi, dan panitia TPS, termasuk pergerakan para calon, tim sukses, relawan dan mungkin para donatur. Semua bertujuan agar Pemilu dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku. Zero konflik dan zero kerawanan sosial politik. 

Peran persma dalam dimaksimalkan dengan membentuk tim solid untuk turun aktif dalam menjadi moderasi dalam serangan udara. Tim dari persma dapat beraudiensi ke Presiden/Gubernur/Walikota/Bupati dan KPU/Bawaslu sebagai media alternatif dan independen demi terwujudnya kedamaian.

Ketiga, menggelar diskusi terbuka. Persma sebagai media independen dapat menggelar dan membangun intelektual dan independensi mahasiswa sebagai alternatif agar tumbuh kesadaran politik baik di level mahasiswa maupun masyarakat luas. 

Biasanya, diskusi mahasiswa di lesehan.  Tetapi dalam sekala waktu tertentu dapat didiskusikan di cafe-cafe, atau ruang-ruang seminar dan pelatihan dengan cost minimal dengan mengangkat topik untuk mengkritisi Pemilu dalam berbagai  aspeknya  dan menjadikannya sebagai pijakan untuk memenangkan hati rakyat. Isu-isu stratagis itu harus berusaha menaikkan nilai jual dari persma untuk mempertahankan ranah idealisme dan independensinya.

Beberapa peran di atas membuka jalan bahwa persma bukan lembaga lemah ide dan kreativitas. Tetapi, persma dengan potensinya dapat menggali dan menggapai indahnya berlatih dan menempah diri dengan terobosan sesuai dan relevan dengan situasi dan zaman. Oleh karena itu, para aktivis persma harus membuktikan bahwa memang persma itu independen dan memiliki nilai jual di mata publik.

Sumber Gambar: www.rantiang.com
Sumber Gambar: www.rantiang.com

Homework Persma

Dalam rangka memberikan masukan bagi pengembangan lembaga Pers Mahasiswa dalam tulisan saya sebelumnya dalam (kompasiana.com/afriantonialfalembani) pernah membahas tentang Pemimpin Pers Mahasiswa Zaman Now. 

Tulisan itu membicarakan tentang kepemimpinan persmayang menjadi homework (pekerjaan rumah) untuk segera dilakukan dalam mengawal demokratisasi di negeri tercinta ini. Apa yang seharusnya dilakukan pemimpin pers mahasiswa menyikapi persoalan pers mahasiswa di "zaman now".

Pertama, mengatur internal lembaga pers mahasiswa. Sudah seharusnya lembaga secara baik melaksanakan berbagai kegiatan yang sistematik antara lain: 1) Mengadakan rapat rutin; 2) Merutinkan rapat evaluasi; caranya bisa lebih dinamis; 3) Mengkoordinasikan antar pimpinan usaha, litbang, redaksi dan sekretaris. Untuk sekretaris seharusnya menjadi sentral karena sebagai jantung organisasi semua harus dikendalikan oleh sekretaris; dan 4) Menyelesaikan permasalahan dana untuk penerbitan atau operasional rumah tangga persma maupun internet; 5) merumuskan renstra dan konsep pengembangan lembaga pers berjalan panjang secara konsisten: perubahan AD/ART, penambahan stasiun TV lokal, dan sebagainya. Mungkin ini tampak biasa saja, tapi terkadang terlewatkan karena tidak jelasnya pembagian tugas.

Kedua, mengembangkan organisasi. Pengembangan yang dimaksud memaksimalkan kerjasama ke luar, sesama organisasi persma, maupun diluar organisasi itu. Berbagai kegiatan dan program dapat dilakukan untuk memperkuat organisasi. Jaringan alumni sebagai dasar untuk memperkuat pengembangan organisasi secara stuktur.

Ketiga, membangun jaringan organisasi pers mahasiswa. Tampak tidak penting, setidaknya menjadi ajang berkumpulnya senior lembaga pers dalam menyimak perkembangan pembangunan bangsa. Misalnya membentuk kembali Dewan Kota Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Kota Palembang, bahkan Sumatera Selatan yang "mati suri" sejak 2003. Atau apa lah yang menjadi ajang terbaik dengan persamaan persepsi untuk membangun kelembangaan dan penguatan isu-isu publik sebagai kekuatan politik melalui aspirasi masyarakat.

Last but not least, rumusan, konsep, dan strategi pengembangan lembaga pers mahasiswa harus segera dirumuskan, terus ditindaklanjuti, dan harus dimulai sedini mungkin. 

Semua konsep menjadikan hal wajib dibicarakan pada saat musyawarah anggota. Selain itu, tentu sebagai media kontrol persma dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan baik, proporsional dan profesional agar medapat dukungan materil dan imateril dari seluruh pihak. Demikian, semoga independensi dan kepemimpinan pers mahasiswa di Sumsel ke depan lebih baik lagi.(*)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun