Huck (1987:406-412) mengusulkan tujuh jenis puisi yang cocok untuk anak-anak, antara lain: (1) balada, (2) puisi naratif, (3) puisi liris, (4) limerik, (5) sajak bebas, (6) haiku, dan (7) puisi kongret. Sementara itu, Stewig (1980) menambahkan kategori seperti cinquain dan akrostik. Berikut penjelasannya:
1. Balada
Balada adalah puisi yang menceritakan kisah yang seringkali disertai dengan unsur musik atau lagu. Ciri khas balada mencakup pengulangan, rima, ritme yang jelas, dan refrain yang kembali muncul saat dinyanyikan. Balada umumnya berkisah tentang tindakan heroik atau tragedi, seperti pembunuhan atau cinta yang tidak terbalas. Untuk puisi balada anak-anak, bisa dipilih dari puisi balada yang sudah ada, lagu-lagu balada, atau puisi balada yang relevan dengan kehidupan anak-anak.
2. Puisi Naratif
Puisi naratif adalah jenis puisi yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa dalam bentuk cerita panjang. Puisi ini bisa berupa lirik, soneta, atau sajak bebas, dengan syarat utama yaitu menyampaikan sebuah kisah. Anak-anak berusia tujuh hingga delapan tahun cenderung menyukai puisi naratif yang berkisah tentang raja-raja atau cerita lucu, sementara anak-anak yang lebih dewasa mulai menikmati kisah yang lebih tragis atau menegangkan.
3. Puisi Liris
Puisi liris bersifat pribadi dan deskriptif tanpa struktur panjang tertentu, kecuali pada elemen melodi. Lirik adalah ekspresi perasaan pribadi yang menonjolkan emosi, dengan unsur "nyanyi" pada kata-katanya, yang memberikan kebahagiaan bagi anak-anak. Pengaturan suara dalam puisi liris sangat menonjol.
4. Limerik
Limerik adalah puisi yang terdiri dari lima baris dengan rima yang teratur pada baris pertama dan kedua, kesepakatan pada baris ketiga dan keempat, dan penyelesaian pada baris kelima. Biasanya diakhiri dengan kejutan atau pernyataan lucu. Puisi ini dikenal dengan nuansa humor dan keanehan dalam penyampaiannya, dan dapat dinikmati oleh anak-anak yang sudah mencapai tahap pemikiran simbolis dan abstrak.
5. Haiku
Haiku adalah puisi tradisional Jepang yang terdiri dari tujuh belas suku kata, terbagi dalam tiga baris dengan pola 5-7-5. Haiku biasanya memiliki dua bagian: pertama adalah gambaran yang berhubungan dengan cuaca, dan kedua tentang suasana hati atau perasaan. Meskipun haiku belum banyak digunakan dalam pengajaran di sekolah dasar, format ini berpotensi untuk dikembangkan dalam kegiatan apresiasi sastra atau menulis kreatif.
6. Sajak Bebas dan Akrostik
Sajak bebas tidak mengikuti pola rima tertentu, tetapi bergantung pada ritme alami. Sajak ini tidak terikat pada aturan struktural, dengan isi yang disusun berdasarkan irama alami. Sedangkan puisi akrostik adalah puisi yang mudah dipahami dan ditulis anak-anak, di mana setiap huruf pertama dari setiap baris membentuk sebuah kata.
7. Cinquain
Puisi cinquain adalah tipe puisi yang sangat mudah untuk anak-anak, terutama di tingkat sekolah dasar. Setiap baris memiliki jumlah suku kata tertentu: dua suku kata di baris pertama, empat di baris kedua, enam di baris ketiga, delapan di baris keempat, dan dua suku kata di baris kelima. Dalam adaptasi untuk bahasa Indonesia, pola ini menggunakan lima baris dengan susunan: (1) satu kata sebagai judul, (2) dua kata yang menggambarkan judul, (3) tiga kata yang menunjukkan aksi terkait judul, (4) empat kata yang menyampaikan perasaan tentang judul, dan (5) satu kata yang sinonim dengan judul.
MAWAR
Harum semerbak
Kuncup, mekar, mengembang
Kuingin memetikmu wahai mawar
Puspaku
Istilah puisi anak-anak memiliki dua pengertian, yakni (1) puisi yang ditulis oleh orang dewasa untuk anak-anak, dan (2) puisi yang ditulis oleh anak-anak untuk diri mereka sendiri. Terlepas dari siapa yang menulisnya, baik orang dewasa maupun anak-anak, yang penting adalah puisi tersebut menceritakan tentang kehidupan mereka dengan menggunakan bahasa puisi (Huck, 1987:396).
Secara umum, puisi untuk anak memiliki beberapa ciri utama, yaitu: (1) bahasa yang mudah dipahami, (2) struktur yang bersifat naratif, (3) mengangkat tema kehidupan yang penting dan sesuai dengan dunia anak, serta (4) mengandung unsur keindahan bahasa melalui pemilihan kata dan makna yang tepat.
Pada dasarnya, perbedaan antara puisi untuk anak-anak dan puisi untuk orang dewasa sangatlah sedikit. Perbedaan utama terletak pada bahasa, tema, dan cara ekspresi emosi yang disampaikan. Puisi anak-anak umumnya menggambarkan dunia mereka dengan gambar dan simbol yang sesuai dengan pengalaman mereka.