"Kriiing...Kriiiing...Kriiiing"
Belum sempat sampai toilet tua itu, bel sudah saja berbunyi. Akhirnya dengan berat hati aku berjalan berbalik arah menuju kelas. Ternyata Lidya sudah ada di kelas, dan lagi-lagi dia terlihat seperti habis menangis. Setelah pelajaran selesai, kami pun pulang ke rumah masing-masing. Tanpa sepatah kata aku pulang meninggalkan Jenia dan Dina dengan perasaan kecewa karena jawabanku belum bisa terjawab.
Di rumah aku gelisah, sampai-sampai smua keluargaku bingung dengan tingkah laku diriku.
"Kak, Kakak kenapa gelisah?" Tanya ibuku.
"Ada urusan yang blum terselesaikan"
"Apa itu?"
"Maaf Bu, Kakak belum bisa menceritakannya pada Ibu"
"Ya sudah, Kakak tidur sana, sudah malam"
"Iya, Bu"
Aku pun mencium pipi Ibu dan pergi ke kamar tidur. Di kamar, aku blum bisa tidur walau mataku suda terasa berat. Aku tidak bisa berhenti memikirkan keadaan Lidya, hingga akhirnya aku tertidur pulas.
"Kriing...kriing...kriing..."