"Jenia, Dina, kita kenalan sama Lidya yuuuk...!"
"Ayo..."
Kami pun menghampiri Lidya yang sedang memkan bekal yang dibawanya.
"Hai, boleh berkenalan, gak ?"
"Boleh."
"Namaku Liya, ini Jenia, dan ini Dina. Kami bersahabat"
"Namaku Lidya Maharani. Oh.... Aku senang berkenalan denan kalian," jawab Lidya sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
Sudah tiga bulan Lidya menuntut ilmu di sekolah ini. Namun, satu minggu terakhir ini Lidya sudah jarang bersama kami, dan setiap bel masuk setelah istirahat, Lidya seperti habis menangis. Entah apa yang terjadi dengan Lidya, dan entah apa pula yang ditangisi.
Aku sudah tidak tega melihat Lidya seperti ini terus. Aku mengajak Jenia dan Dina untuk mencari Lidya.
"Jenia, Dina kita cari Lidya yuk...!"
"Ayo, aku jadi penasaran, kemana sih dia saat istirahat. Habis, akhir-akhir ini dia jarang ngumpul bareng sama kita."