Mohon tunggu...
Afin Yulia
Afin Yulia Mohon Tunggu... Penulis buku cerita anak Hantu Api di Bukit Anderpati (Indiva, 2024), Raibnya Omprok Mbah Ti (Forsen Books, 2024)

Penulis buku cerita anak Hantu Api di Bukit Anderpati (Indiva, 2024) dan Raibnya Omprok Mbah Ti (Forsen Books, 2024).

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Soto Madura Pak Rapik, Soto Legendaris di Kota Atap Banyuwangi

15 September 2019   08:45 Diperbarui: 15 September 2019   13:10 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak menunggu lama, Mbak Devi segera bergerak menyajikan soto yang saya pesan. Selama ia menyiapkan saya sibuk memotret rombong khas soto Madura, dengan jejeran telur dan tomat yang dipajang rapi di salah satu sisinya. 

Sementara di sisi lain terdapat dandang besar berisi kuah soto yang bergejolak. Tak lama kemudian soto pun diantarkan, dengan kepulan asap yang menandakan bahwa kuahnya masih panas.

Tanpa pikir panjang saya segera mencicipinya.  Rasanya lezat, gurih, dengan taburan koya yang banyak. Koya inilah yang membuat rasa soto semakin nikmat. 

Isiannya sendiri tak jauh beda dengan soto-soto pada umumnya. Ada soun, irisan tomat dan kubis, suwiran ayam yang cukup melimpah, dan tak lupa potongan telur asin.

Saya menyantapnya begini saja, ditambah dengan irisan jeruk yang diperas, plus krupuk udang dan sambal. Kecap? Tidak saya tambahkan. Entah kenapa, bagi saya cita rasa kecap jika ditambahkan pada soto kurang pas di lidah saya.

Lalu apa rahasia kelezatan soto hingga digemari dari generasi jaman old hingga generasi jaman now? Ternyata rahasianya terletak pada resep asli yang dipertahankan dari jaman kakek mereka hingga kini sang cucu yang menjalankan usaha. Tidak pernah berubah, begitu ujar Mbak Devi menegaskan ceritanya.

Harganya sendiri masuk akal. Seporsi soto ayam di sini dihargai Rp16.000,00, sedangkan krupuk udangnya Rp1.000,00 per biji. Jika ditambah minuman teh tawar tinggal menambahkan Rp3.000,00 saja. Saya sendiri merogok kocek Rp 21.000,00 untuk seporsi soto, dua kerupuk udang, dan segelas teh tawar hangat.

Jika Anda kurang suka soto, tersedia rawon juga di tempat ini. Maaf, karena belum mencicipi, saya tak bisa berkomentar seberapa lezat rasa rawonnya. Apakah bisa menandingi si soto atau malah kebalikan dari itu. Lain kali, jika ada kesempatan menikmati rawon di warung ini, insyaallah saya akan cerita.

Nah, satu hal yang membuat saya terkesan adalah cerita Mbak Devi bahwa dari usaha soto ini mertuanya bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang yang tinggi.

Suami Mbak Devi sendiri adalah lulusan Brawijaya, sementara sang adik menjadi pramugari. Yang lebih menyenangkan lagi, adalah cerita bahwa suami Mbak Devi usai kuliah justru memilih pulang, untuk meneruskan usaha ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun