Pendidikan: Hidup Itu Sendiri
"Education is not preparation for life, education is life it self."
Bagi Dewey, pendidikan bukanlah persiapan menuju masa depan, melainkan bagian dari kehidupan itu sendiri. Pendidikan adalah proses yang membentuk manusia melalui keterlibatannya dalam kehidupan sosial, moral, dan intelektual sehari-hari. Manusia adalah makhluk yang secara kodrati belajar. Maka, pendidikan adalah sarana untuk mewujudkan potensi manusia.
Tiga Teori Pendidikan: Kritik dan Tawaran Dewey
- Teori Konservatif
- Anak seperti kertas kosong, dibentuk oleh guru.
- Metode: hafalan, ceramah, disiplin ketat.
- Tujuan: pewarisan budaya dan pengetahuan.
- Kritik Dewey: kaku, otoriter, tidak relevan dengan kehidupan siswa.
- Unfolding Theory (Perkembangan Alami)
- Anak berkembang secara alami sesuai potensinya.
- Metode: bebas, tanpa arahan ketat.
- Tujuan: aktualisasi diri.
- Kritik Dewey: terlalu bebas, minim struktur, bisa menyesatkan.
- Pendidikan Progresif (Dewey)
- Anak sebagai subjek aktif yang belajar melalui pengalaman.
- Metode: eksploratif, reflektif, kontekstual.
- Fokus kurikulum: kebutuhan dan kehidupan nyata siswa.
- Tujuan: membentuk individu kritis dan warga demokratis.
Learning by Doing
Dewey memperkenalkan pendekatan Learning by Doing:
- Belajar terjadi melalui interaksi langsung dengan lingkungan.
- Pengalaman adalah dasar pembelajaran, namun harus disusun secara terarah oleh guru.
- Teori dan praktik harus saling terkait melalui eksperimen, proyek, diskusi.
- Pembelajaran harus bermakna dan kontekstual, terhubung dengan kehidupan nyata siswa.
Mengapa Harus Sekolah?
Sekolah bagi Dewey adalah miniatur masyarakat:
"The school is simply that form of community life..."
Sekolah adalah komunitas di mana nilai-nilai, warisan budaya, dan potensi anak dikembangkan demi kebaikan sosial. Tujuan pendidikan bukan hanya untuk individu, tapi juga agar ia dapat berkontribusi sebagai warga masyarakat.
Peran Guru Menurut John Dewey
- Bukan pemberi tugas, tapi pembimbing dan penolong
Guru adalah fasilitator, bukan pemilik otoritas mutlak. - Mengidentifikasi kebutuhan dan kapasitas siswa
Guru bertugas menyesuaikan pengajaran dengan potensi dan kebutuhan anak. - Menciptakan pengalaman belajar yang bermakna
- Mendorong refleksi
- Menghubungkan materi dengan kehidupan nyata
- Menumbuhkan kolaborasi dan diskusi
- Pemandu pengalaman dan refleksi
Guru menyediakan arena belajar, membiarkan siswa mengeksplorasi, lalu membimbing refleksi dan evaluasi. - Pembentuk karakter dan nilai
- Menanamkan nilai-nilai melalui pengalaman nyata.
- Menjadi teladan moral.
- Membantu siswa berpikir kritis terhadap tindakannya.