Mohon tunggu...
amk affandi
amk affandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

coretanku di amk-affandi.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menerapkan Sifat Virus

28 April 2012   07:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:00 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1335597896138090043

Dalam sebuah penelitian di laboratorium didapat bahwa virus berkembang

menjadi dua kalinya setiap 20 menit. Mula-mula ada 10 virus,

berapa jumlah virus yang terjadi setelah 3 jam.

Tulisan diatas adalah salah satu soal matematika yang tertera dalam tes pendalaman materi dalam rangka menghadapi ujian nasional. Tes tersebut dilaksanakan untuk mengetahui tingkat daya serap terhadap materi pelajaran. Dari 40 soal yang diujikan, ada beberapa soal yang oleh siswa dianggap momok. Satu diantaranya adalah soal diatas. Sulit katanya.

Soal itu termasuk materi barisan bilangan. Kalau dikatagorikan, barisan bilangan masuk dalam keluarga aritmatika. Berbeda dengan geometri atau aljabar. Aritmatika tergolong hitungan biasa. Bahkan aritmatika bisa kita jumpai dalam persoalan sehari-hari. Prinsipnya cuma penjumlahan atau pengurangan. Perkalian dan pembagian hanya pengembangan dari bentuk penjumlahan dan pengurangan.

Virus pada soal diatas juga hanya hitungan penjumlahan. Bisa dihitung dengan cara biasa, tanpa menggunakan alat bantu seperti kalkulator. Kalau satu virus berkembang menjadi dua kalinya setiap 20 menit, dan dari dua virus dapat berkembang lagi menjadi 4 dalam 20 menit berikutnya, maka virus dapat dihitung jumlahnya setelah 3 jam. Itu satu virus. Bila 10 virus tinggal mengalikan saja. Itu adalah hitungan simple, praktis. Namun menjadi sulit manakala soal tersebut harus diselesaikan dengan menggunakan rumus.

Selain barisan dan deret pada soal diatas, materi bunga dan bank dianggap sulit. Padahal bila diberi bunga, senengnya bukan main.

Dalam pelajaran matematika, sebenarnya rumus dipakai manakala logika telah berjalan dan mampu diterapkan dalam setiap mengerjakan soal. Bahkan tanpa menggunakan rumuspun sebenarnya bisa menyelesaikan soal-soal matematika. Hanya saja, siswa sudah terkena monster rumus. Sehingga, dalam bayangan siswa dan kebanyakan orang lain, bahwa matematika adalah sekumpulan rumus. Itu tidak benar. Pelajaran matematika justru menyenangkan. Asal jangan apriori dulu terhadap matematika.

Kembali ke soal diatas. Metode penyelesaiannya dapat diterapkan dalam bidang yang lain. Contoh simple adalah membaca. Bila satu orang dapat mengajak dua orang lain untuk senang membaca, atau seorang mengajaksatu orang lain untuk senang membaca, maka dalam waktu tertentu, dapat terbentuk sekelompok orang yang gemar membaca.

Misteri waktu.

Virus, amuba adalah termasuk makhluk microbiologi. Perkembang biakannya dapat dihitung dengan tepat. Demikian pula hewan ternak yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Beternak, perkembang biakannya juga dapat diprediksi dengan tepat. Peristiwa itu adalah kejadian biologis yang pengembangannya dapat dihitung dengan matematis.

Demikian pula dengan peristiwa non biologis. Misalnya, dalam waktu 4 jam seorang pekerja dapat membuat kursi sebanyak 10 buah. Dalam waktu 24 jam, seorang pekerja dapat diprediksi dapat membuat 60 kursi. Itu adalah kejadian fisik yang bisa dihitung. Kalau kejadian seorang mengajak orang lain untuk membaca,apakah lantas rumus di atas dapat diterapkan? Kalau ada 5 orang yang tergabung dalam komunitas kompasiana misalnya, mengajak membaca, apakah lantas dalam waktu tertentu dapat diprediksikan ada 80 orang yang langsung gemar membaca?

Itulah misteri waktu. Variabel benda dapat dihitung. Variabel tempat dapat dihitung. Variabel waktupun dapat pula dikalkulasi. Namun variabel motivasi tidak bisa diprediksi. Perlu upaya ekstra keras agar orang lain dapat melakukan pekerjaan, seperti yang kita inginkan. Dan sabar.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun