Mohon tunggu...
AHMAD ULUL FAHMI
AHMAD ULUL FAHMI Mohon Tunggu... Mahasiswa - 19.96.1702//19IK10

Ilmu Komunikasi 10

Selanjutnya

Tutup

Diary

Masalahnya, kamu adalah pusat semestaku

25 April 2021   13:49 Diperbarui: 25 April 2021   17:08 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tahu masalalu bukan pusat seutas waktu, tapi aku juga tahu walau langit itu biru angkasa selalu hitam diatasnya. Ia hanya sekedar pembias dari sang sinar, lalu ia terlihat bersinar Ketika ia dibutuhkan, meskipun begitu awan tak ingin langit menang dengan berkata “aku adalah rona di wajahmu, jangan lupakan aku” mendengar itu mendung datang dengan brutal tanpa diundang ia tersinggung.

Mendung datang dengan raut tampak bingung, melihat itu membuatku ingin tidur, sejenak dan bermimpi dalam mimpi lagi. Tanpamu yang terbuat dari debu serta juga air mata buat ku kehabisan kosakata untuk menysun kalimat menuju semesta. Iya memang semacam racun sejenis sihir begitu sulit buatku berfikir, semua mungkin akan berakhir dan tiada pilihan selain mengalir.

Lalu bertamulah sang hutan, datang bersama dewi bulan sang pembuat malam mencekam. Tapi setelah kuperhatikan, ada hujan dimatanya dan tak aneh cahaya rembulan di rambutnya, tak tegaku biarkan hal itu, lalu aku bertanya “ada apa sayang?” ia menghela nafas lalu masuk kekamar. Lalu aku persilahkan pamit sang hutan untuk pulang.

Setelahnya ia kering dalam lubuk pasirnya lalu keluar dari sisi kamarnya, spontan aku berkata “akhirnya” kemudian menghampirinya, kubuat dua cangkir minum dan duduk bersama. Sembari tenang bersamanya, kuawali dengan pelan “Apakah warna malam mengganggumu? Atau... putaran arus laut buatmu takbisa melukis didadanya?” dalam pelukan lalu ia menjawab “jangan tinggalkan aku” dalam hati aku heran mendengar lantunan itu, iya aku tahu kalau ungkapan itu adalah ungkapan semacam kasih sayang. Dengan tenang aku menjawab “tak akan sayang, aku takkan bisa kehilangan satu inchi anugrah yang tuhan berikan, tanpamu semesta berhenti”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun