Mohon tunggu...
Muhammad Afandi Helmi
Muhammad Afandi Helmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Doing better

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030061

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pahit Manis Kupat Glabed

14 April 2021   08:54 Diperbarui: 14 April 2021   09:13 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://food.detik.com/foto-kuliner/d-4713816/menebus-kangen-tegal-dengan-sarapan-ketupat-glabed-yang-gurih-mlekoh/5?zoom

"Sebelumnya perkenalkan, saya Adi. Apa orang tuamu yang menyuruhmu bekerja?"

"Saya Daryono, Pak. Tidak, Pak. Saya tidak tahu orang tua saya dimana. Saya hidup sendirian disini..."

Daryono pun menceritakan kondisi kehidupannya kepada Pak Adi. Pak Adi merasa tersentuh akan kisah hidup Daryono. Kemudian, ia mengeluarkan dompet yang tersembunyi di sakunya. Ia menyerahkan beberapa lembar uang berwarna merah yang diberikan kepada Daryono. Pak Adi memberikan uang tersebut agar Daryono dapat berusaha sendiri, serta tidak terus menerus hidup montang manting di jalanan. Berbagai motivasi dan wejangan diberikan Pak Adi untuk Daryono. Awalnya, Daryono sangat kaget. Namun, ia bertekad untuk memanfaatkan rezekinya dan merasa bahwa inilah saatnya Daryono merubah nasib.

Terbesit di pikiran Daryono berbagai usaha yang akan ia pilih. Dengan doa dan tekad yang mantap, pilihan Daryono jatuh pada usaha kupat glabed. Alasan Daryono ingin mencoba usaha kupat glabed adalah karena dahulu Daryono pernah kerja serabutan mencuci piring di warung kupat glabed milik Yu Tinah. Ia sering memperhatikan Yu Tinah meracik kupat glabed yang menurutnya tak begitu rumit. Pernah pula Daryono diajak ke rumah Yu Tinah untuk beres-beres di rumahnya. Daryono pun memperhatikan proses pembuatan kupat glabed beserta sayur dan berbagai pelengkapnya. Pilihannya ini dirasa sangat pas, apalagi masih jarang pedagang kupat glabed di wilayah Tegal kala itu.

Daryono segera mendatangi Yu Tinah dan segera menceritakan apa yang telah ia alami. Yu Tinah ikut senang mendengar cerita Daryono. Ia menjelaskan berbagai hal mengenai kupat glabed dan berbagai kunci kesuksesan agar dapat menjadi wirausaha yang sukses. Daryono mendengarkan Yu Tinah dengan seksama dan cermat. Bekal yang diberikan Yu Tinah ini akan sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup Daryono kelak. Ia berjanji tak akan melupakan sosok Yu Tinah dan juga Pak Adi  jika kelak ia telah sukses.

Dengan modal yang tak seberapa dari Pak Adi, Daryono mempersiapkan segala kebutuhan yang ia perlukan untuk membuka warung kupat glabed. Setelah segala persiapan dirasa telah cukup matang, tibalah hari dimana Daryono akan mulai berdagang. Ia memilih berdagang di alun-alun Tegal. Keputusannya tersebut sangatlah tepat karena kondisi alun-alun yang strategis dan selalu ramai. Muncul sosok Daryono dari rumah Yu Tinah di persimpangan jalan mengayuh sepeda ontel tua yang dipinjami Yu Tinah. Dengan goresan kecil dibibirnya, lelaki itu secepat kilat mengayuh sepeda ontel tersebut ke sebuah tempat pembawa rezeki baginya.

Daryono membuka lapak kupat glabed miliknya untuk pertama kali. Harap-harap cemas Daryono menanti kedatangan pembeli pertamanya. Setelah lama menunggu, datanglah sosok wanita remaja nan cantik. Dialah yang akan menjadi orang pertama yang mencicipi kupa tglabed buatan Daryono.

"Selamat siang, Mba. Mau beli berapa porsi?"

"Siang, Mas. Wah... Masnya sumeh banget ya. Saya beli dua porsi saja, Mas."

"Baik, akan saya buatkan segera. Oh iya, karena Mba adalah pembeli pertama saya, saya akan kasih bonus satu porsi untuk Mba."

"Wah, terima kasih banyak loh, Mas."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun