Mohon tunggu...
Afan Bachtiar
Afan Bachtiar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penulis biasa yang menyukai semua konten tulisan. Hobi membaca cerita bergambar yang memiliki jalan cerita yang unik dan menarik. Ingin berkarya melalui tulisan. Sudah terbiasa menulis sejak kecil, tapi besarnya nyasar ke jurusan lain. Ujung-ujungnya tetap melakoni dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

How Are You, Hanna?

20 November 2021   12:33 Diperbarui: 20 November 2021   12:39 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ayuk, mau makan apa Hanna?"

"Makan sate aja, cuma mampir ke kosan dulu boleh gak Mas? Hanna kedinginan nih. Nggak bawa jaket."

"Kelamaan Han, ini pakai jaket punya Mas saja." Aku melepaskan jaketku dan menyampirkan ke bahu yang selama ini sering aku lamunkan untuk bisa bersandar dengannya. Hanna hanya tersenyum kepadaku. Lalu aku memboncengnya dengan motor butut-ku untuk pergi ke penjual sate favorit Hanna. Ini pertama kalinya aku makan bersama dengan Hanna. Karena masih SMA, uang saku milikku hanya cukup membeli satu porsi saja. Sehingga kita membayarnya sendiri-sendiri. Dari sana aku berjanji pada diri sendiri untuk bisa mentraktir Hanna suatu saat nanti. Setelah selesai makan, aku mengantar Hanna pulang ke kosan.

"Makasih ya Mas!" Hanna memberikan senyum manisnya dan masuk ke dalam kosan. Hari itu menjadi salah satu hari yang tidak pernah aku lupakan untuk saat ini.

Saking dekatnya aku dengan Hanna. Aku bisa mengetahui siapa yang dekat dengan Hanna. Masalah apa yang sedang terjadi pada Hanna. Tentu saja aku selalu menawarkan bantuan kepada Hanna ketika sedang ada masalah ataupun menyiapkan telinga jika sedang mengungkapkan isi hatinya. Terkadang aku merasa iri dengan seseorang yang dekat dengan Hanna. Kadang aku juga marah karena orang-orang tersebut berani memainkan perasaan Hanna. Aku berpikir lebih baik Hanna denganku saja.

Tapi, apakah aku berani mengungkapkan perasaanku kepada Hanna?

Pada akhirnya kedekatan-ku dengan Hanna membuat hubungan percintaan yang aku miliki mulai dingin. Ada masanya ketika sedang ulang tahun, pasanganku mendapati ucapan selamat ulang tahun dari Hanna yang menurutnya lebih manis dari ucapannya yang diberikan untukku. Ada masanya ia melihat curhatan Hanna yang membuatnya merasa cemburu karena aku dianggap menanggapinya terlalu berlebihan. Aku hanya berkata bahwa dia hanya sekadar adik saja. Tapi perasaan lainnya lebih memilih menjawab jika dia lebih dari sekedar adik. Situasi ini semakin dingin dan membuat pasanganku memilih untuk tidak berdebat.

Pada suatu masa, Hanna tiba-tiba saja curhat saat sedang rapat organisasi.

"Mas, kenapa tuh ya aku nggak pernah bisa dapat orang yang aku sayang?"

"Lha, yang sayang sama kamu banyak tahu Han. Ada sahabat kamu. Ada orang tua kamu. Semua orang tuh sayang sama kamu Han."

"Tapi aku belum bisa move on Mas sama dia. Tapi dia kok tega banget malah lebih milih sama yang baru."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun