Mohon tunggu...
Afan Bachtiar
Afan Bachtiar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penulis biasa yang menyukai semua konten tulisan. Hobi membaca cerita bergambar yang memiliki jalan cerita yang unik dan menarik. Ingin berkarya melalui tulisan. Sudah terbiasa menulis sejak kecil, tapi besarnya nyasar ke jurusan lain. Ujung-ujungnya tetap melakoni dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

How Are You, Hanna?

20 November 2021   12:33 Diperbarui: 20 November 2021   12:39 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jawabannya belum Han. Mas belum pernah ngapa-ngapain sama pacar Mas." Jawabku setelah pamit pulang dari rumah Hanna.

"Oke deh Mas. Makasih jawabannya." Jawab Hanna. Lalu aku meninggalkan Hanna dan menutup pagar rumahnya. Hanna teriak memanggilku. Aku menghentikan langkahku. Aku kaget karena Hanna bukan mengatakan sesuatu namun ia mengecup bibirku dan memeluk dengan erat. Apa yang dilakukan membuat perasaanku semakin berkobar. Aku membalas pelukannya dan memberikan satu ciuman di bibir Hanna. Lalu kita melepaskan pelukan secara bersamaan. Muka kita berdua sudah layaknya kepiting rebus yang berwarna merah.

"Walaupun Mas nikah sama orang lain, tapi ini hadiah dari Hanna buat Mas! Jangan dilupain, tapi jangan cerita ke siapa-siapa ya! Aku sayang kamu Mas!" Hanna berteriak sambil menghindari pandangan mataku. Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan jika Hanna sudah masuk ke rumahnya. Hari ini sangat menyenangkan rupanya.

****

"Untuk penumpang kereta api Singasari, silahkan untuk menuju ke jalur saru. Sekali lagi, untuk penumpang kereta api Singasari, silahkan untuk menuju ke jalur satu karena kereta tersebut akan segera datang."

Mendengar suara itu membuat lamunanku buyar. Aku segera mengambil tas punggung-ku dan masuk ke gerbong kereta sesuai dengan tiket. Aku selalu duduk dekat jendela gerbong kereta api. Aku kembali memikirkan apa yang menjadi lamunanku sebelumnya.Gara-gara melihat hidden story Instagram aku teringat masa laluku. Namun hal itu membawa khayalan yang terasa sangat nyata. 

Aku rasa karena perasaan ini sangat kuat, aku sampai bisa berkhayal bisa memeluk dan mencium bibir Hanna. Namun kenyataanya, aku tidak bertemu dengan Hanna sama sekali hari ini. Aku mengajaknya pergi dan ia sibuk dengan urusannya. Kemudian aku mengirimkan undangan pernikahanku dan sampai saat ini tidak dibalas sama sekali. Centang dua di whatsapp-ku belum berubah menjadi warna biru. Mungkin Hanna memang benar-benar sibuk.

Pada akhirnya, aku harus menyelesaikan perasaan ini. Aku harus menyudahi perasaan tentang Hanna. Khayalan ini menjadi titik bahwa aku harus berhenti memikirkan Hanna. 

Lebih baik lagi, aku benar-benar harus melupakan dan merelakan kenangan bersama Hanna. Aku sudah berjanji kepada seseorang yang memang sudah menyukai diriku sejak lama. Aku sudah berjanji akan memberikan perasaan kepadanya seutuhnya. Salah satu hal yang harus aku tuntaskan adalah perasaanku terhadap Hanna. Hasilnya, lebih cepat aku dapatkan. Aku benar-benar harus melupakan Hanna.

Sehingga kita hanya akan kembali menjadi seseorang yang asing di pertemuan kita yang selanjutnya.

Sehingga tidak diperlukan lagi pertanyaan tentang kabar Hanna di setiap pagiku.

****

Aku benar-benar merelakan Hanna. Aku benar-benar mencintainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun