Mohon tunggu...
Ady Rendra Bachtiar
Ady Rendra Bachtiar Mohon Tunggu... Manusia Biasa

Terima Kasih kepada para pembaca. Mohon maaf artikel hanya sampai 35 Artikel saja. Semoga artikel ini dapat memberikan kesadaran pada kita semua dan dapat menyentuh hati saudara sekalian.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Diskusi dan Solusi

24 Februari 2025   20:20 Diperbarui: 24 Februari 2025   20:20 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cafe sebagai tempat bercengkrama (Sumber: Dok. Pribadi/Bos Muda Gegeh)

Malam yang gelap terasa sunyi
Angin Berhembus dengan begitu nyaman
Pikiranku Seolah mendapat ketenangan
Imajinasi sedang Berdansa ria
Diiringi dengan suara gerimis rintik

Ku Pergi ke suatu tempat
Tempat itu banyak sekali orang
Orang - orang yang sedang bercengkrama
Tapi diriku merasa sendirian
Sendirian di tengah keramaian

Ku mendengarkan keluh kesah
Keluh Kesah dari orang yang sedang gelisah
Ku merasa bagai wadah kosong
Yang selalu terisi penuh dengan banyak masalah
Dan Ku konversikan masalah itu menjadi tulisan

Tulisan yang tidak banyak orang bisa memahaminya
Bagai Kertas kosong yang di dalamnya ada cermin
Seolah yang mereka baca bukan tuulisanku
Tapi diri mereka sendiri yang telah mereka baca
Apakah ada yang sampai menyadari hal itu?

Dunia bagai diterpa angin yang kecang
Tapi seakan diri ini tetap merasa kuat dan tegar
Padahal diri ini sangat membutuhkan dekapan
Dekapan Keselamatan dan Kesejahteraan
Hingga tak terasa waktu itu secepat kilat

Ku merasakan setiap detik hembusan nafas
Yang selalu saja dianugerahkan Tuhan
Diri ini tak lagi merasa sendiri
Kita bagai di dalam Naungan-Nya
Yang jarang sekali kita sadari sedikitpun

Ku katakan hal ini pada semua kerabatku
Tapi apakah mereka semua paham?
Yang mereka selalu kejar hanyalah tentang dunia
Yang selalu saja meliputi setiap detiknya
Ku hanya bisa terdiam dan menangis dalam hati

Tangisanku sangatlah dalam
Hingga tak ada lagi yang bisa mendengarnya
Karena mereka semua disibukkan dengan dunia
Seolah tak ada lagi yang bisa mereka capai
Karena mereka semua berpikir hanya itu yang nyata

Kalau dunia itu benar nyata adanya?
Apakah Dunia itu bisa menyebabkan kebahagiaan?
Toh Dunia itu hanyalah Kebahagiaan yang sesaat
Kalau kita terbelenggu akan dunia
Hidup kita seolah dalam delusi yang terus berulang

Bukankah diri ini itu Hamba yang terus berusaha
Berusaha mendekatkan diri pada Sang Maha Kuasa
Agar Kehidupan kita selalu saja diberkati Keselamatan
Meski kita ini hanyalah butiran debu
Tapi kita selalu menganggap diri ini super power

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun