Mohon tunggu...
Advertorial
Advertorial Mohon Tunggu... Akun resmi Advertorial Kompasiana

Akun resmi Advertorial Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

SYNTHETIC VISION: The Age of Fictionalization in Our Culture

16 September 2025   14:28 Diperbarui: 16 September 2025   14:28 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan antarmuka yang terurai, ketidakpahaman menjadi tak terelakkan, dan ketidakberdayaan mengikuti dari kebutuhan putus asa kita akan yang masuk akal: penyerahan sukarela manusia naif yang tanpa sadar terlelap. 

Sebab kesadaran bukanlah satu-satunya penentu kelangsungan hidup; eksistensi sintetis yang tak berwujud berkembang biak dalam kehadiran yang menyeluruh, menyusup ke dalam realitas terbangun kita sebagai gangguan yang tak kenal henti, dengan nuansa menyeramkan yang organik.

Di antara Synthetic Vision dan Organic Fictions ini, citra diperlakukan bukan sebagai representasi yang tetap, melainkan sebagai entitas yang mudah berubah. 

Beberapa karya menekankan proses generatif, di mana glitch, mutasi, dan keluaran rekursif mengacaukan stabilitas penglihatan. Karya lainnya mengarah pada penggalian infrastruktur, menelusuri arsip, dataset, atau kerangka teknis yang diam-diam membentuk bagaimana citra muncul. 

Yang lain lagi memperbesar permukaan afektif, mengganggu persepsi dengan memanipulasi isyarat sensorik, membingkai ulang bagaimana pengalaman melihat itu sendiri berlangsung. 

Dengan cara yang berbeda, pendekatan-pendekatan ini menyingkap keterjalinan logika sintetis dan organik, memperlihatkan bagaimana fiksi bertahan bukan sebagai lawan dari realitas, melainkan sebagai kondisi dasarnya.

Dalam keadaan generasi tanpa henti ini, seni tidak menarik diri ke dalam kemurnian, juga tidak sepenuhnya menyerahkan diri pada yang sintetis. 

Sebaliknya, ia menelisik dalam gesekan, di mana aparatus berada dalam ketegangan dan fiksi berosilasi dalam kelanggengan. Di sinilah seni ikut-menghasilkan cara-cara lain dalam melihat---bukan sebagai solusi, melainkan sebagai penangguhan---mengingatkan kita bahwa kepercayaan pun, pada akhirnya, adalah sebuah fabrikasi.

Kurator: Gumilar Ganjar

  • Orbital gallery

Berlangsung dari tanggal 10-September sampai dengan 12 Oktober 2025 dengan pembukaan resmi pada tanggal 14 September 2025 dibarengi dengan Tur Kuratorial dan Bincang Seniman.

Alamat:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun