Plt Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF, Abdurohman, menjelaskan bahwa meningkatnya pasar ekspor daripada tahun lalu bisa berdampak ke consumer's good saat perekonomian dunia sedang tidak baik. Ia juga menyatakan fokus utama pemerintah pada tahun 2023, tidak hanya pemulihan pasca Covid-19, tetapi juga mendorong pembangunan jangka panjang, perbaikan kualitas sumber daya manusia, perbaikan infrastruktur, performansi birokrasi, dan isu green economy.
Dari sudut pandangan peneliti, Fauziah Zen, berpendapat dengan adanya blessing in disguise, perdagangan Indonesia tidak terlalu terbuka ke dunia luar dan demografi yang besar membuat kebutuhan konsumsi bisa terpenuhi sendiri. Beliau optimis Indonesia tidak akan mengalami tahun seberat beberapa negara lainnya. Pemerintah harus memberikan efisiensi tanpa mengorbankan keadilan.
Di segi perbankan, Adjie Harisandi memaparkan bahwa investasi menjadi indikator bagi swasta untuk berinvestasi sekaligus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Adjie juga memuji kinerja pemerintah dalam mengatasi multiplier effect kenaikan BBM dengan menjadikan APBN sebagai shock absorber.