Kau gagal melindungi mereka... bisik suara itu di telinga Api, terdengar seperti suara ibunya.
Ratu macam apa kau ini? Tak punya kerajaan, tak punya takhta... desis suara lain pada Gayatri.
Kau hanyalah batu... diam dan tak berguna...
Tanah menggelengkan kepalanya kuat-kuat, mencoba mengusir suara itu. Hanya Tirta yang tampaknya tidak terpengaruh, matanya terpejam, fokus merasakan pergerakan air di bawah mereka.
Tiba-tiba, Pak Wirya menjerit. "Di sebelah kiri!"
Mereka menoleh. Muncul dari kabut tanpa suara, kapal hitam itu kini berada tepat di samping mereka, hanya berjarak beberapa meter. Sosok-sosok berpakaian hitam berdiri di geladaknya, memegang busur dan tombak, wajah mereka tersembunyi di balik bayangan tudung mereka.
Sebelum mereka sempat bereaksi, sebuah bayangan besar lain muncul dari sisi kanan mereka. Kapal hitam kedua. Mereka telah diapit. Perahu cadik kecil mereka tampak seperti seekor tikus yang terperangkap di antara dua ekor ular kobra raksasa.
Mereka telah masuk ke dalam perangkap. Jebakan itu telah tertutup rapat. Keheningan yang mencekam pecah saat para prajurit hitam itu serempak menarik tali busur mereka, puluhan ujung panah berkilauan menakutkan di tengah kabut hijau yang menyesakkan.
-- BERSAMBUNG ke Bab 27 --
_______
Buku novel ini adalah bagian dari proyek "Lab Histori"Â