Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Yang Tersisa Setelah Pandemi

3 Juni 2021   07:25 Diperbarui: 3 Juni 2021   14:17 1910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ayahmu marah bukan karena tagihan listrik dan internet. Tagihan itu cuma dipakai ayah kalian sebagai alasannya untuk marah. Yang jelas ayahmu marah pada ibu, bukan pada kalian."

Aku berpandangan dengan Lani.

"Ayahmu marah karena ibu hamil lagi!"

Aku merasa kedua kelopak mataku membesar dengan sendirinya dan begitu juga kedua kelopak mata Lani. Rasa-rasanya bola matanya akan keluar.

Ibu hamil lagi?
Pandemi ini, menyisakan tagihan listrik dan internet berlipat-lipat dan ibu yang hamil lagi?

"Seperti ayahmu saja yang berhak marah, dan boleh melupakan keterlibatannya," kata ibu.

Suasana meja makan hening. Aku tiba-tiba ingin sekolah lagi, agar aku bisa kembali ke kamar kosku. Bayangkan, kau anak SMA, dan ibumu hamil lagi.

"Aku di pihakmu dalam kasus tagihan listrik dan internet, bu," kataku, "tapi tentang kasus yang baru saja kudengar ini, aku berdiri sendiri, bagaimana denganmu, Lan?"

Lani menunjukkan wajah datar dan mengangkat bahunya. Kurasa dia pun tak menyukai kejutan ini.

"Selamat malam," aku mengajak Lani meninggalkan ayah dan ibu.

Pandemi ini memakan banyak korban, dan merusak banyak hal. Kurasa keseruan keluargaku pun baru saja rusak. Mungkin akan berbeda nantinya ketika adik kami lahir. Tapi...ah. Pandemi, pandemi.

Pati, Juni 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun