Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Yang Tersisa Setelah Pandemi

3 Juni 2021   07:25 Diperbarui: 3 Juni 2021   14:17 1910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tapi aku salah. Makan malam kembali dingin. Rasa-rasanya seperti masing-masing dari kami harus menghabiskan makanan yang paling tak kami sukai.

"Aku setuju kalau mulai bulan ini, pemakaian listrik dan internet di rumah kita dibatasi. Aku tak bisa membiarkan ini. Ayah dan ibu saling diam karena salah kami juga. Kami sudah sepakat dengan keputusan ini, ya, kan?" aku melihat Lani untuk memastikan apa yang kami sepakati tadi siang.

Ayah dan ibu berpandangan. Kaku. Sepertinya mereka masih memendam kemarahan.

"Ayolah Bu, ayah, apa pun, mengurangi makanan, jika perlu. Kita sudah melewati hari-hari aneh ini hampir empat bulan, dan kita kuat. Tapi kita jadi kehilangan keseruan kita karena tagihan listrik dan internet?"

"Ayah sudah melupakan tagihan listrik dan internet," kata ayah, "Itu risiko kita."

"Lalu apa?"

Ayah dan ibu saling pandang lagi.

"Masalah orang tua ya? ah, kalau begitu, kami tak ikut campur. Maaf, kami kira ini masih tentang tagihan listrik dan internet."

Aku memberi isyarat pada Lani untuk meninggalkan ayah dan ibu berdua. Syukurlah, untuk anak SD, dia terlihat berusaha untuk paham isyaratku.

"Ini memang masalah orang tua," kata ibu, "tapi ini masalah yang kalian boleh tahu."

Aku dan Lani kembali duduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun