Mohon tunggu...
ADRIAN
ADRIAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Hoby nonton anime

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Flexing Bekedok Self Esteem

5 Mei 2023   02:18 Diperbarui: 5 Mei 2023   02:20 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Flexing berkedok Self Esteem

Di zaman sekarang siapa yang tidak mau di akui, baik berupa pengakuan berupa Prestasi mau pun sensai dari berbagai hal. Saat ini, banyak anak muda yang mau di akui semua cara di lakukan agar dapat bisa di akui di masyarakat. Hal yang paling muda untuk di akui ada dengan flexing harta, "..punya harta yang banyak di pamerkan-pamerkan. Mau apa? Biar di bilang paling punya?.."

Banyak kasus-kasus yang bertebaran saat ini akibat dari flexing harta-harta,dari yang mulai harta yang di dapatkan tidak halal (kotor) baik secara menipu,korupsi,dan juga pinjaman. Contoh kasus flexing yang sedang naik daun ada lah kasus dari Indra kenz, pencetus kata " wah..murah banget." 

Berawal dari video singkat dari media sosial, dimana ia menerangkan cara mudah mendapatkan uang dan menjadi miliayder dengan  cara melakukan terding di salah satu aplikasi, dan mendapatkan sekitar 1,32 juta subscriber (cnnindonesia.com). Lalu terkenal dengan kata-kata nya "Wah murah banget" dimana setiap video yang ia buat selalu melakukan flexing harta-hata dan barang yang harganya bisa mencapai puluhan bahkan miliaran rupiah seperti contoh di salah satu video ia membeli sebuah mobil Tesla secara cas seharga 1,5 miliar. Namun berita ini di bantah oleh rudy sebagai orang yang menjual mobil tesla, "Dia cuma beli 1 Tesla kok. Beli Tesla juga cicil beberapa kali," sebut Rudy saat berbincang dengan detikcom melalui sambungan telepon. Hal ini bebanding terbalik dari video yang ia sebarkan. Lalu pada tanggal 3 febuary 2022,8 orang pengguna aplikasi tresebut melapor ke badan Reserse Kriminal Porli. Dimana dalam laporan tersebut pengguna mengaku rugi sekitar Rp 2,4 miliar dari aplikasi treding tersebut. Berdasarkan laporan ini Indra kenz di panggil untuk di minta keterang, tepatnya pada tanggal 24 Februari 2022. Dan pada akhrinya terbukti melakukan tindak pidana hukum.

Akademisi dan praktisi bisnis asal Indonesia Prof. Rhenald Kasali, Ph.D mengatakan, orang kaya yang sesungguhnya tidak ingin menjadi pusat perhatian. Sebab, ada sebuah pepatah yang mengatakan poverty screams, but wealth whispers. "Biasanya, kalau semakin kaya orang-orang justru semakin menghendaki privasi, tidak ingin jadi pusat perhatian," tutur guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu. Oleh karena itu, flexing menurut Rhenald justru bukan cerminan orang kaya yang sesungguhnya.    

Rhenald mencontohkan kasus First Travel yang sempat heboh beberapa tahun lalu. Si pemilik bisnis sekaligus pelaku sebelumnya sangat sering memamerkan kekayaannya di media sosial. Semua itu dilakukan juga agar para target pelanggannya percaya untuk menggunakan jasa First Travel. Sebab, terkadang orang menaruh kepercayaan hanya karena melihat kekayaannya. "Flexing itu ternyata marketing untuk membangun kepercayaan dan menunjukkan kepada customer. Akhirnya, customer percaya dan menaruh uangnya untuk ibadah umrah, walau akhirnya banyak yang tidak berangkat," terangnya.

Dari pernyataan di atas melakuakn flexing memliki tujuan tersendri ada yang melakukan hal tersebut agar di akui masyarakat ada juga sebagai salah satu teknik marketing yang dapat di gunakan namun teknik ini dapat di katakan salah.

Sekian dari saya trimaksih Tunggu artikel-artikel lainya..    




Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun