Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pertimbangkan 5 Hal Ini Sebelum Memberi Kontak Darurat Saat Pengajuan Kredit

9 Juli 2020   00:57 Diperbarui: 10 Juli 2020   16:46 1423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kartu kredit (Sumber: Shutterstock via money.kompas.com)

Pertama, karena akan dinput di sistem. Bila tak terisi, proses aplikasi by sistem tak akan mengalir ke divisi kredit atau ke petugas yang berfungsi sebagai approval (penyetujui kredit). 

Kedua, bila sudah terisi, secara acak (tak semua ya), si petugas kredit bisa lakukan sampling by aplikasi. 

Menghubungi nomor HP nasabah untuk verifikasi data (usaha, tempat tinggal, tujuan kredit dan lain-lainnya) dari data awal yang diinput oleh Marketing. Ini termasuk bisa saja menghubungi nomor HP si KD untuk konfirmasi kebenaran (kecocokan). Dengan begitu, tak bisa sembarangan alias segampangnya aja memilih seseorang untuk dijadikan KD. 

Fungsi KD juga akan terpakai bila suatu saat nomor HP nasabah dan pasangan tak bisa dihubungi karena satu dan lain hal. Misalnya konfirmasi tunggakkan, perpanjangan asuransi atau bila kontraknya masih aktif, dan kontrak tersebut dijadikan sampling oleh tim audit yang melakukan sidak ke kantor cabang. 

Bila ditemukan KD tersebut tak saling kenal alias tak tahu nasabah tersebut, biasanya akan dicek lagi ke si nasabah atau ke petugas yang menghandling pertama. Ini nomor siapa dan apa hubungannya antara si KD dengan si nasabah tersebut. Atau bisa saja si nasabah memberi nomor sembarangan alias nomor bikin-bikinan di awal lalu diinput oleh petugas. 

Bila itu ditemukan, karyawan internal bisa dikenai sanksi, dianggap lalai dalam pekerjaan. Tak lakukan cross check sesuai SOP terhadap data yang diterima. Bahaya juga. 

Pilih KD yang beretika dengan 5 pertimbangan ini
Berkaca dari pengalaman di atas dan pertanyaan pancingan saya, ternyata petugas kredit online itu tak bocor ke saya soal berapa pinjaman dan sisanya lagi berapa. 

Ini salah satu etika bagaimana mengkonfirmasi dengan KD (manakala terjadi default), tanpa membuka ibaratnya dalaman si nasabah. Cukup luarnya saja. 

Karena dari beberapa pengalaman di kantor dan juga kejadian di masyarakat, KD yang kurang beretika bisa membuat penanganan dan itikad membayar menjadi runyam lantaran petugas "bocor" semua kepada KD. 

Sudah petugasnya bocor, KD-nya adalah orang yang salah menterjemahkan. Maksudnya KD juga orang yang maaf, seperti jerigen minyak yang bocor. Netes dimana-mana dan aromanya k emana-mana. 

Rahasia yang menjadi ranah segitiga bermuda antara si nasabah, si KD dan si perusahaan pembiayaan itu (saya asumsikan kredit online itu sebagai perusahaan pembiayaan), bisa tersebar dan diketahui orang banyak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun