Mohon tunggu...
adi uthama
adi uthama Mohon Tunggu... Guru - Menulis dan membaca

jangan bedakan status sosial.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cahaya Tinggal Cerita

1 November 2020   07:54 Diperbarui: 1 November 2020   07:58 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi masih menjadi inpirasi, bukan dia yang sudah pergi.

Mentari datang membawa cahaya, dia datang hanya membuat cerita.

Semua berharap jadi nyata, tapi semua hanya cerita.

Kenapa harus ada, jika tidak bisa jadi nyata.

Cahaya yang kau bawa, hanya membekas luka.

Luka yang tidak pernah kau tau apa yang aku rasa.

Kenapa kau membawa cahaya.

Sedangkan sang pembeda membuatmu bahagia.

Mengapa ada harapan, jika akhirnya cerita itu berubah.

Aku percaya akan menjadi nyata, cerita yang kita tulis bersama.

Tapi, sang pembeda merubah segalanya.

Kau seperti bahagia, saat alur cerita berubah.

Hati saya yang dingin sebagai alasan untuk merbah alur cerita.

Mungkin saya tidak pantas jika menjadi pemeran utama dalam ceritanya.

Senja selalu pergi membawa cahayanya kembali.

Tapi dia pergi dengan cahayanya, tidak untuk kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun