Mohon tunggu...
Aditya N. Perdana
Aditya N. Perdana Mohon Tunggu... Genre Analyst-Story Crafter

Menulis seputar film dan serial dari sudut pandang genre, narasi, dan pengembangan cerita. Termasuk eksplorasi ide-ide orisinal. Untuk bisnis dan kolaborasi: https://linktr.ee/adityanperdana

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

She-Hulk: Defending Wanda, Chapter 5: I'm Writing This As You're Reading It

11 Agustus 2025   14:58 Diperbarui: 11 Agustus 2025   14:58 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cover Chapter 5 yang dibuat dengan bantuan AI

Suara Jen berubah lebih lembut dan pelan, “Aku turut berduka cita soal Foggy ya, Matt. Tahun lalu, aku telpon kamu…”. Suara Matt pun melemah. “Iya, suasana lumayan berantakan waktu itu, dengan Kingpin dan gugus tugas anti-vigilante. Maaf ya, Jen, aku…aku ga balas. Makasih ya”.

Matt terdiam sejenak, lalu tertawa kecil. “Cuma mau denger suara teman. Situasi di sini lagi susah”. Jen tersenyum dan bicara ke kamera, “Wah, kode mantan—CLBK atau beneran cuma teman? Harus lebih peka nih”.

Lalu, Jen gantian cerita soal sidang Wanda—multijagat, TVA, dan semua kekacauannya. Matt tertegun, “Aku kira masalah superhero kamu cuma vigilante biasa di L.A. Multijagat? Ada Daredevil yang lain ga ya?”. Jen tertawa dan bicara ke kamera lagi, “Kapan nih Ben Affleck bisa cameo?”.

Mereka mengakhiri perbincangan via telepon dengan semangat saling dukung, dan potensi bersua lagi di masa depan. Meski tidak menyelesaikan masalah masing-masing, obrolan ini lumayan mendongkrak mood-nya Jen.

Dengan semangat yang kembali membara, Jen memutar ulang memori sidang di kepalanya sambil mondar-mandir di kantor. Jen teringat ekspresi gelisah Agent Praxis. “Dia pasti nyembunyiin sesuatu”, Jen bergumam.

Jen pun menghubungi Wong dan America, lalu ketiganya bergegas pergi ke perpustakaan TVA. Di sana, mereka menghabiskan waktu berjam-jam mempelajari fail TVA. Sayangnya, tidak ada hasil nyata yang diperoleh. “Ini semua sia-sia!!!”, Jen geram.

Tiba-tiba, Jen berubah menjadi She-Hulk, lalu merobek layar kamera dan masuk ke dunia nyata. Di sana ada aku—yup, aku, si penulis—sedang mengetik bab ini sambil ditemani kopi di atas mejaku.

Aku benar-benar tersentak saat She-Hulk berdiri di depanku. Kejadian ini tidak ada di naskah. “Ganti ceritanya ga? Kisah Wanda ga boleh berakhir buruk!”, pinta She-Hulk.

Aku spontan melompat sambil gelagapan, “Wow, wow, wow, Jen! I..Ini udah plot terbaik—percaya deh sama aku. Ending-nya udah ditentuin!”.

Aku sengaja tidak menjelaskannya secara rinci, membuat Jen berpikir ending-nya bakal sedih. Atau mungkin sebenarnya aku cuma terlalu takut untuk kasih penjelasan lebih lanjut. Ya sudahlah.

Saat aku masih bicara dengan Jen, adegan kembali lagi ke perpustakaan TVA. Di sana, Wong dan America, yang masih menelusuri fail TVA, terdiam saat Wong menemukan dokumen aneh tanpa label.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun