Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secangkir Kopi Tanpa Gula jadi Ambeyen Kehidupan

30 Agustus 2013   22:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:35 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin semua pernah merasakan
Berdiri diam,
hanya menatap di tempat berpijak
Seolah menyaksikan setiap gerakan kehidupan yang berputar di sekelilingmu
Kehidupan yang terus berjalan,
dan berputar
Sementara kau terdiam di porosmu

Lepaskan angan, biarkan pikiranmu terbang
Sejauh mungkin ke atas sana

Berhentilah di ketinggian kau merasa nyaman dengan semua itu
Pikiran yang melayang, nikmati

Sebelum terbuai dan akhirnya kau terjatuh karena lelah di atas sana, tenangkan dirimu
Lihatlah kebawah, dimana jiwa ragamu berpijak terdiam tadi

Dirimu tidak terdiam
Kehidupan tidak berputar di sekitarmu
Dirimu terseret, terombang ambing gerak perlahan di arus kehidupan

Lihatlah dirimu dibawah sana dari ketinggian pikiranmu yang melayang tinggi

Kembalilah,
Kendalikan jiwa ragamu dibawah sana
Kutunggu hadirmu di tepian arus kehidupan
Lihatlah sejenak sebelum kau beranjak turun
Tangan-tangan bersahabat sudah terulur siap menggapaimu

Menepilah sejenak jika kau merasa lelah
Hidup ini bukan hanya tentang kesendirianmu yang berjuang keras
Bukan hanya sebatang pohon di padang gurun

Raihlah tangan-tangan bersahabat di tepian
Jika kau lihat itu bukanlah pertolongan untukmu, tapi untuk mereka
Para sahabat yang sedang lelah menepi,
patah semangat mencemaskanmu

Sambutlah tangan mereka di tepian
Saling menguatkan untuk bersama di arus kehidupan
Kau tidak lagi sendiri, mereka tidak lagi berharap cemas

Lihatlah, dirimu masih banyak berarti, selalu
Ditepian, para sahabat hidup menunggumu
Kita lanjutkan perjalanan ini bersama
Untuk saling menjaga di dalam kehidupan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun