Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Memanfaatkan 7 Produk Keuangan Ini Bisa Ikut Jaga "SSK"?

12 Juli 2020   08:44 Diperbarui: 12 Juli 2020   08:33 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Produk Keuangan/ sumber: https://www.hedgethink.com

"Kami sangat senang untuk menginformasikan bahwa saat ini Anda memiliki peluang pinjaman baru untuk didanai."

Demikian headline email yang kerap saya terima dari sebuah perusahaan teknologi finansial (tekfin). Sejak Pandemi Covid-19 melanda tanah air, hampir setiap hari, saya menerima email tersebut. Sepertinya ada cukup banyak perusahaan yang mencoba mengajukan kredit ke perusahaan tekfin tadi untuk "menggenjot" roda bisnisnya yang melambat akibat wabah Virus Corona.

Hal itu bisa dimaklumi, sebab dalam situasi sulit, perbankan cukup "selektif" dalam memberikan kredit. Kebijakan itu diterapkan demi menekan tingginya Non-Perfoaming Loan (kredit bermasalah) dan menjaga likuiditas bank. Alhasil, pemberian kredit pun dibatasi, sehingga perusahaan yang membutuhkan dana kemudian mencari pembiayaan alternatif ke perusahaan tekfin.

Kehadiran perusahaan tekfin memang menjadi "oase" manakala kredit dari perbankan susah didapat. Proses pengajuan kredit yang sederhana, mudah, dan cepat karena didukung oleh teknologi digital yang mumpuni menjadi "senjata pamungkas" bagi perusahaan tersebut untuk terus bertumbuh. Maka, jangan heran kalau perusahaan yang tergolong Institusi Keuangan Non-Bank ini banyak "menjamur" beberapa tahun terakhir.

Dalam menyalurkan kredit, perusahaan tekfin sebetulnya hanya bertugas sebagai "perantara". Jika ada yang ingin melakukan pinjaman, misalnya, perusahaan itu akan menilai kualitas kredit yang diajukan terlebih dulu. Setelah semua syarat terpenuhi, maka informasi tentang pengajuan kredit tadi akan dimunculkan di marketplace.

Apabila ada yang berminat mendanainya, maka investor cukup melakukan topup, lalu mengisi nominal yang ingin diberikan. Selebihnya, investor hanya perlu menunggu pelunasan dan menerima bunga yang dijanjikan.

Pemberian kredit via perusahaan tekfin semacam itu merupakan salah satu wujud pemanfaatan produk keuangan yang cukup banyak dijumpai di masyarakat. Produk keuangan ini boleh dianggap sebagai "instrumen investasi", sebab kalau kita memilikinya, maka akan ada imbal hasil berupa bunga yang didapat.

Alhasil, dengan memberikan kredit tadi, kita tak hanya membantu perusahaan yang sedang berjuang untuk bertahan hidup, tetapi juga bisa memperoleh keuntungan yang cukup kompetitif.

Menjaga Keamanan Makroprudensial    

Dalam lingkup yang lebih luas, memanfaatkan produk keuangan demikian juga dapat menjaga keamanan Makroprudensial. Meskipun sejatinya Makroprudensial adalah kebijakan yang diatur oleh Bank Indonesia dan lembaga terkait, namun, dalam praktiknya, masyarakat bisa ikut berkontribusi melaksanakan kebijakan tersebut dengan cara-cara tertentu.

Berdasarkan fungsinya, Kebijakan Makroprudensial bertujuan mencegah dan mengurangi risiko sistemik yang mungkin saja terjadi dalam sistem keuangan. Jika boleh diibaratkan, maka menjalankan Kebijakan Makroprudensial sama seperti mengawasi sebuah hutan.

Pengawasan tadi dilakukan untuk mendeteksi kemunculan "titik-titik api" (risiko sistem keuangan) yang bisa menyebabkan "kebakaran" (krisis sistem keuangan). Kalau "titik-titik" tadi mampu diketahui sedini mungkin, maka "kebakaran hutan" yang lebih luas bisa dicegah dan kerugian yang timbul dapat ditekan seminim mungkin.

Sasaran akhir dari Kebijakan Makroprudensial adalah Stabilitas Sistem Keuangan (SSK). SSK perlu dijaga sebaik mungkin untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tanpa SSK yang terjaga, pertumbuhan ekonomi bisa melambat, atau bahkan memasuki krisis keuangan yang hebat, seperti yang terjadi pada tahun 1998 dan 2008 silam.


Memanfaatkan Produk Keuangan demi Terwujudnya SSK

Kembali ke topik tentang produk keuangan. Selain layanan yang ditawarkan oleh perusahaan tekfin, sebetulnya ada sejumlah produk keuangan lain yang dinilai mampu menjaga SSK.

Produk keuangan tadi sejatinya begitu "dekat" dengan masyarakat. Hanya saja, karena kurang informasi, maka perannya dalam menunjang SSK belum banyak diketahui. Oleh sebab itu, kalau tahu betapa besar perannya terhadap SSK, maka kita akan lebih mengapresiasi pemakaiannya.

Lantas, apa saja produk keuangan yang berperan cukup besar dalam mendukung SSK? 

1. Tabungan dan Deposito

Mungkin belum banyak yang tahu, tetapi sesungguhnya uang yang kita simpan dalam bentuk tabungan atau deposito di bank mempunyai peran yang besar dalam mendukung SSK di Indonesia. Sebab, dengan dana tersebut, bank bisa memberikan kredit kepada individu maupun perusahaan untuk menjalankan bisnisnya.

bilyet deposito/ sumber: dokumentasi Adica
bilyet deposito/ sumber: dokumentasi Adica
Jika ada banyak bisnis yang berkembang dengan baik berkat kredit perbankan, maka hal itu akan mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Berdasarkan data dari Bank Dunia, sejak tahun 2017, PDB Indonesia sudah menembus angka 1 triliun USD.

Pencapaian ini tentu perlu diapresiasi, mengingat angka tadi menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun, SSK terjaga dengan baik; dunia usaha semakin bertumbuh; dan masyarakat jadi lebih sejahtera.

Pencapaian tadi tentu sukar dipisahkan dari sokongan kredit perbankan yang berasal dari dana masyarakat itu sendiri. Lewat kredit yang diberikan, perusahaan-perusahaan mempunyai cukup "tenaga" untuk melakukan ekspansi, membuka lapangan kerja, dan menyejahterakan banyak pihak. Alhasil, hanya dengan rajin menabung di bank, maka sesungguhnya kita sudah membantu membangun perekonomian Indonesia.  

2. Transaksi Uang Elektronik

Dulu lupa bawa dompet bisa bikin orang khawatir saat berpergian, tetapi tidak demikian dengan sekarang. Sebab, kemunculan dompet elektronik dapat menjadi solusi atas persoalan tersebut. Dengan menggunakan aplikasi dompet elektronik, orang-orang bisa membeli makanan, membayar tagihan, atau bahkan mentransfer uang tanpa harus merogoh kantong sama sekali.

Penggunaan dompet eletronik mempunyai sejumlah kelebihan, di antaranya, meminimalkan peredaran uang palsu, memberikan hadiah tertentu (casback atau poin), dan mendukung terwujudnya SSK.

bertransaksi dengan uang elektronik/ sumber: dokumentasi Adica
bertransaksi dengan uang elektronik/ sumber: dokumentasi Adica
Hal itu tentu bisa terwujud, karena pemakaian dompet eletronik dapat mendorong pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk "Go Digital". Oleh sebab itu, bagi UMKM, kehadiran dompet elektronik tak hanya berfungsi mempermudah pembayaran, tetapi juga membuka berbagai macam akses untuk memasarkan produk secara digital.

Dengan memanfaatkan teknologi digital, omzet yang didapat UMKM bisa bertumbuh. Hal ini jelas akan menyumbang kontribusi yang sangat besar untuk PDB, serta memelihara "iklim" SSK yang baik.

3. Produk Asuransi

Pada masa lalu, membeli polis asuransi umumnya dilakukan untuk berjaga-jaga terhadap kondisi buruk yang mungkin terjadi pada masa depan. Namun, seiring berjalannya waktu, perusahaan asuransi memberikan "nilai tambah" kepada nasabahnya.

"Nilai tambah" yang dimaksud ialah produk unit link, yang menggabungkan asuransi dan investasi. Jadi, dengan membeli produk ini, nasabah memperoleh manfaat dobel untuk kesehatan dan keuangan.

Seperti produk keuangan lainnya, pemanfaatan produk asuransi bisa mendorong terwujudnya SSK. Sebab, dalam pengelolaannya, sebagian dana nasabah akan dialirkan ke sejumlah instrumen, seperti obligasi, reksadana, dan saham.

Aliran dana ini berperan penting untuk memperkokoh pasar keuangan di Indonesia. Jika pasar keuangan yang merupakan salah satu "pilar" Makroprudensial mengalami crash, maka dana tadi bisa menjadi "penopang" agar pasar tidak jatuh sedemikian dalam. Alhasil, SSK tidak akan begitu terguncang kalau ada banyak yang menyokong pasar keuangan di tanah air.

4. Dana Pensiun

Menjalani masa pensiun dalam kondisi sejahtera tentu merupakan impian banyak orang. Untuk mewujudkan hal itu, jauh sebelum memasuki masa pensiun, maka seseorang bisa mengikuti program dana pensiun.

Lewat program ini, dana yang disetorkan setiap bulan akan dikelola dan diinvestasikan ke beberapa instrumen yang bisa memberikan imbal hasil yang kompetitif. Ketika sudah jatuh tempo, maka nasabah bisa mencairkan dana pensiun, beserta keuntungannya.

Seperti halnya produk asuransi, program dana pensiun juga bisa menunjang terwujudnya SSK. Pengelolaan dana yang pruden tak hanya menguntungkan nasabahnya, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lewat sejumlah investasi yang ditanamkan.

5. Surat Berharga Negara

Surat Berharga Negara (SBN) terdiri atas beberapa jenis, di antaranya Surat Berharga Ritel (SBR), Obligasi Negara Ritel (ORI), dan Sukuk. Penerbitan SBN dijamin dalam undang-undang dan ditujukan untuk keperluan tertentu.

Di antara beberapa SBN tadi, SBR merupakan produk keuangan yang pernah saya coba. Dulu saya membelinya untuk keperluan investasi, sekaligus mendukung pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan dan infrastruktur.

Acara Peluncuran SBR003/ sumber: dokumentasi Adica
Acara Peluncuran SBR003/ sumber: dokumentasi Adica
Alhasil, dengan menanamkan modal di SBR, saya tak hanya memperoleh untung dari kupon yang diterima setiap bulan, tetapi juga membantu mengembangkan pendidikan dan perekonomian di Indonesia.

6. Reksadana

Reksadana merupakan salah satu produk keuangan yang cukup populer di masyarakat. Reksadana dikelola oleh manajer investasi dan dirilis sesuai dengan jenisnya.

Secara garis besar, reksadana terdiri atas beberapa jenis, yakni Pasar Uang, Pendapatan Tetap, Campuran, dan Saham. Masing-masing jenis reksadana tadi mempunyai tingkat risiko yang berbeda.

Cara kerja reksadana sebetulnya cukup sederhana. Jika seorang nasabah membeli sebuah produk reksadana, maka manajer investasi bertugas mengelola dana dari nasabah tadi sesuai dengan jenis reksadana yang dipilih.

Sebagai contoh, katakanlah seseorang memilih produk reksadana campuran. Maka, selanjutnya, oleh manajer investasi, dana nasabah tadi diinvestasikan ke beberapa instrumen, seperti deposito, obligasi, dan saham. Jika investasinya berhasil, maka nasabah akan mendapat keuntungan berupa "capital gain" atas Nilai Aktiva Bersih dari produk yang dipilih.

Sama seperti asuransi dan dana pensiun, berinvestasi di reksadana dapat mendukung terwujudnya SSK, sebab dana nasabah disalurkan ke instrumen-instrumen produktif, yang bisa mempercepat laju perekonomian.

7. Urun Dana (Crowdfunding)

Menggunakan layanan dari Perusahaan Urun Dana juga bisa membantu menjaga SSK. Sesuai namanya, perusahaan tersebut menghimpun dana masyarakat secara daring melalui aplikasi atau situs tertentu.

Praktik ini mempunyai beberapa tujuan, di antaranya memberikan bantuan sosial (fundraising), menyalurkan pinjaman (peer-to-peer lending), atau menyetorkan modal bisnis (equity crowdfunding). Meskipun tujuannya berbeda-beda, namun sesungguhnya hakikatnya sama, yakni menciptakan kesejahteraan bersama.

Oleh sebab itu, kalau kita berpartisipasi dalam kegiatan urun dana ini, maka secara tersirat, kita sudah berupaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

***

Pada akhirnya, pemanfaatan produk keuangan tersebut tak hanya bertujuan menjaga SSK, tetapi juga menciptakan kebaikan bersama. Untuk mewujudkan hal itu, jelas diperlukan kontribusi banyak orang.

Oleh sebab itu, jika ada banyak masyarakat yang berkontribusi dengan memanfaatkan produk keuangan tersebut, maka sekecil apapun nominalnya, hal itu tetap dapat berdampak besar terhadap kesejahteraan bersama.   

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun