Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Siapa Bilang Menjaga "SSK" Cuma Jadi Tugas Pemerintah?

9 Mei 2020   09:01 Diperbarui: 10 Mei 2020   16:01 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
membuat atau menyebarkan konten positif bisa berkontribusi bagi terwujudnya SSK yang sehat/ sumber: dokumentasi Adica

Sebab, untuk apa kita berbagi ketakutan, yang bisa berimbas pada terganggunya SSK di Indonesia? Jadi, alih-alih "latah" memviralkan sebuah kabar yang belum jelas kebenarannya, lebih baik selektif, dan hanya membagikan konten-konten yang mendamaikan.

4. Membayar Pajak

Harus diakui, tekanan pada kegiatan ekonomi berimbas pada jumlah pajak yang diterima negara. Buktinya, per Maret 2020, setoran pajak yang masuk ke kas negara tercatat sebesar Rp 241,6 triliun. Jumlah ini turun 2,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Hal ini bukanlah kabar yang menggembirakan, karena kalau nominal pajak yang didapat jumlahnya berkurang, maka negara mesti mencari sumber pendanaan lain, seperti menerbitkan obligasi global, agar bisa terus melanjutkan kegiatan ekonomi dan melunasi utang.

Efeknya, jumlah utang luar negeri Indonesia bisa ikut "membengkak" dan hal itu tentu menambah tekanan bagi perekonomian nasional, terutama sejak kurs dollar cenderung menguat hingga sempat menyentuh angka 16.000-an.

Untuk mengatasi hal itu, kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak jelas diharapkan guna menambah "amunisi" negara dalam menghadapi krisis yang terjadi. 

Biarpun kini terdapat keterbatasan dalam menyetor pajak karena sejumlah kantor pajak berhenti beroperasi untuk sementara waktu, namun, masyarakat masih bisa mengurus pajak via online. Dengan aktif membayar pajak, berarti kita ikut meringankan beban yang ditanggung negara di tengah wabah Virus Corona.  

5. Menghindari Aksi Spekulasi

Tak hanya sektor riil, pasar keuangan di Indonesia juga ikut "merana" akibat wabah Virus Corona. Buktinya, saat artikel ini dibuat, IHSG yang "terjun bebas" pada bulan Maret kemarin belum juga bangkit ke level 6000-an.

penurunan IHSG pada bulan Maret lalu menunjukkan terjadinya panic selling yang dilakukan oleh investor akibat kekhawatiran dampak buruk pandemi Corona terhadap perekonomian/ sumber: dokumentasi Adica
penurunan IHSG pada bulan Maret lalu menunjukkan terjadinya panic selling yang dilakukan oleh investor akibat kekhawatiran dampak buruk pandemi Corona terhadap perekonomian/ sumber: dokumentasi Adica

Pasar obligasi pun "sebelas-dua" belas keadaannya. Pasar obligasi diketahui sempat turun tajam karena ada begitu banyak investor yang melepas obligasi perusahaan yang dipegangnya. Agaknya investor khawatir perusahaan mengalami gagal bayar. Hal inilah yang kemudian mendorong terjadinya penjualan yang masif di pasar obligasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun